Jumat, 29 Desember 2017

REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Judul

REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM

B.    Rumusan Masalah

2.1Bagaimana memahami pengertian reaksi eksoterm dan reaksi endoterm?
2.3Bagaimana mengamati perbedaan reaksi yang bersifat eksoterm dan endoterm?

C.    Tujuan

3.1  Praktikan dapat memahami pengertian reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
3.2  Praktikan dapat memahamiperbedaan reaksi yang bersifat eksoterm dan endoterm

D.    Manfaat

4.1    Agar praktikan dapat mengetahui dan memahami pengertian reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
4.2    Agar praktikan dapat mengetahui dan memahami perbedaanreaksi yang bersifat eksoterm dan endoterm.









BAB II
KAJIAN TEORI
Termokimia ialah cabang kimia yang berhubungan dengan timbal balik panas dengan reaksi kimia atau dengan perubahan dengan keadaan fisika.Termokia adalah ilmu yang mempelajari panas suatu reaksi kimia sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang terkandung disetiap unsur atau senyawa.AH panas reaksi pada tekanan konstan atau merupakan perubahan entalpi bila tekanan bereaksi dan menghasilkan produk. Pada oksidasi karbon akan dikeluarkan panas dan karena itu entalpi menjadi berkurang sehingga AH mempunyai harga negatif, atau disebut reaksi eksotermik. Sebaliknya pada reaksi dimana diperlukan panas . AH positif dan reaksi endotermi. Kalorimeter digunakan untuk mengukur perubahan panas yang terjadi pada reaksi endotermi. Kalorimeter digunakan untuk mengukur perubahan panas yang terjadi pada reaksi kimia umumnya reaksi kimia dilakukan pada suatu tempat yang disoler. Perubahan temperatur  diukur dengan termometer yang sensitif. Hasil perkalian antara kenaikan temperatur dan kapasitas  panas total dan air dan kalorimeter, merupakan ukuran dari panas yang terjadi(Sunarya, 2010:136).
Persamaan termokimia adalah persamaan kimia yang sudah setara. Berikut perubahan entalpi reaksi yang dituliskan secara langsung setelah persamaan kimia. Untuk reaksi natrium dan persamaan termokimianya dapat ditulis sebagai berikut.
2Na(s) + 2H2O(s)           2NaOH(aq) + H2(aq)  AH= -367,5 kg
Persamaan ini menyatakan bahwa  dua mol natrium bereaksi dengan dua mol air menghasilkan dua mol natrium hidroksida dan satu mol hidrogen serta kalor dilepaskan sebanyak 367,5 kg. Dalam persaamaan termokimia harus melibatkan fasa zat-zat yang bereaksi, sebab perubahan entalpi tergantung pada fasa zat. Entalpi dalam jumlah energi yang dimiliki suatu suatu zat dalam  segala bentuk. Dilambangkan dengan “H” (berasal dari kata Head yang berarti panas). Entalpi suatu zat tidak bisa di ukur besarnya, Tetapi perubahan entalpinya (SH) dapat diukur. Perubahan entalpi dapat  diperoleh dari selisih entalpi  produk dengan entalpi reaktan.
 Panas reaksi pada tekanan konstan atau merupakan perubahan entalphi bila reaktan bereaksi dan menghasilkan produk. Pada oksidasi karbon akan di keluarkan panas dan karena itu entalphi menjadi berkurang, sehingga AH mempunyai harga negatif atau disebut reaksi eksotermik. Sebaliknya pada reaksi dimana di perlukan panas: AH mempunyai harga positif dan reaksi endoterem.kalolimeter digunakan untuk mengukur perubahan panas yang terjadi panas reaksi kimia umumnya reaksi dilakukan pada suatu tempat yang disoler. Perubahan temperatur diukur dengantermometer yang sensitif. Hasil perkalian antara kenaikan temperatar dan kapasitas panas total dari air dan kalolimeter merupakan ukuran dari panas yang terjadi(Respati, 1992: 187).

Pada reaksi eksoterm membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi reaktan, sedangkan reaksi endoterm sistem akan bertambah, artinya entalpi produk lebih besar dari pada entalpi reaksi, sebaliknya pada reaksi eksoterm entalpi sistem akan beerkurang artinya entalpi produk lebih kecil.
1.     Reaksi eksoterm

      Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor. Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang di sertai dengan perpindahan kalor dari sistem kelingkingan (kalor di bebaskan oleh sistem ke lingkunganya) di tandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan di sekitar sistem.

Contohnya: reaksi ekstorem adalah gamping atau kapur tohor,CaO(S) dimasukan kedalam air. CaO(s) + H2O(I)Ca (Oh)2 (aq). Pada reaksi eksoterm, sistem membebaskan energi, entalphi sistem akan berkurang, artinya entalphi produk lebih kecil dari pada entalphi reaktan, oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:
AH= Hproduk –Hreaktan <O (negatif)

2.     Reaksi endoterm

      Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Reaksi endoterm merupakan reaksi yang di sertai dengan perpindahan kalor lingkungan kesistem (kalor disetiap oleh sistem dari lingkungannya) dan ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan disekitar sistem.

Contohnya: reaksi endoterm adalah pelarutan amonium khlorida, NH4CI
                                NH4CI(S) + Air        NH4Cl(aq)
Pada reaksi endoterem, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalphi sistem akan bertambah. Artinya entalphi produk lebih besar dari pada entalphi produk dengan entalphi reaktan (Hproduk –Hreaktan) bertanda positif. Sehingga perubahan entalphi untuk reaksi endoterem dapat di nyatakan:
AH= produk - Hreaktan>O (positif)
Pada reaktan endoterem entalphi sistem akan bertambah. Artinya entalphi produk lebih besar dari pada entalphi reaksi. Sebaliknya, pada reaksi eksoterem entalphi sistem akan berkurang artinya entalphi produk lebih kecil dari pada entalphi reaksi(Zayban, 2010:23).





3.     Menurut lavoiser dan lapiare

Lavoiser dan lapiare bahwa panas yang dihisap pada pengguraian suatu senyawa harus sama dengan panas yang di keluarkan pada penguraian suatu pembentukannya bila keadaan sama. Satuan energi yamg lebih kecil yang dipakai dalam fisika disebut dengan energi yang harganya =1x10-7 J. Dalam mengacu pada energi yang terlibat dalam reaksi antara pereaksi dengan ukuran molekul biasanya digantikan satuan yang lebih besar yaitu kilo joule (kj). 1 kilo joule 1000 joule (1 kg=1000 kj). Hukum kekekalan energi kebentuk energi yang lain. Termokimia ialah cabang yang berhubungan dengan timbal balik panas dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara umum penerapan termodikimia untuk kimia. Dalam termodikimia ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan(Respati, 1992:188).

4.     Azas kekalan energi

         Energi merupakan kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja yang dimiliki oleh suatu zat. Suatu proses dapat terjadi karena adanya energi yang dimiliki zat tersebut. Energi tidak dapat diciptakanatau dimusnahkan. Tetapi energi dapat mengalami perubahan dari bentuk energi tertentu menjadi energi lainnya. Setiap zat mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Jumlah energi kinetik dan energi potensial. Dari suatu zat disebut dengan energi dalam (u). Energi dalam tidak dapat diukur yang dapat diukur adalah perubahan energi dalam (AU) perubahan energi dalam sama dengan jumlah kalor dan kerja. Jumlah kalor dan kerja memiliki suatu zat pada tekanan tetap disebut juga dengan entalphi (h) perubahan entalphi,(AH) terjadi selama proses penambahan atau pelepasan kalor. Besarnya perubahan entalphi adalah selisih jumlah entalphi hasil reaksi dengan jumlah entalphi reaksi. AH= Hproduk –Hreaktan. 

             Pertukaran energi maupun materi kelingkungan dalam perubahan eksoterem, energi potensial dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial pereaksi berarti (EP) akhir lebih rendah dari EP mula-mula, sehingga harga delta EP adalah positif(Brady, 1992:250-251).

Secara umum sistem dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1.     Sistem terbuka
Sistem terbuka merupakan sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran energi mater karena kelingkungan. Contoh suatu zat dalam gelas kimia.
2.     Sistem tertutup
Sistem tertutup merupakan sistem yang menginginkan terjadinya pertukaran energi tanpa pertukaran energi kelingkungan. Contohnya sejumlah gas dalam silinder yang dilengkapi pengisab.
3.     Sistem terisolasi
Sistem teritolasi merupakan sistem yang tidak ada pertukaran energi maupun materi kelingkungan dalam perubahan eksobenik. Energi potensi dari hasil reaksi  lebih rendah dari energi potensial berarti EP akhir lebih rendah negatif,kebalikannya dari reaksi eksoterm dimana harga A(EP) adalah positif(Basri, 2002:117).






















BAB III
METODE PERCOBAAN

A.    Tempat dan Waktu
Praktikum reaksi eksoterm dan reaksi endoterm ini, di laksanakan pada hari rabu, 25 oktober 2017 pukul 13.00 s/d 15.00 wita. Bertempat di Laboratorium kimia, Jurusan kimia, Fakultaas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo.

B.    Alat dan Bahan

Tabel 1.1Alat
No
Nama Alat
Kategori
Gambar
Fungsi
1
Gelas kimia
I
Sebagai wadah umtuk menampung dan menyimpan larutan.
2
Tabung reaksi
I
Sebagai tempat umtuk mereaksikan bahan kimia.
3
Rak tabung reaksi
I
Sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi.
4

Neraca analitik
II
Sebagai alat ntuk mengukur massa kecil dalam rentang sub-miligram.
5
Gelas ukur
I
Sebagai alat untuk mengukur volume larutan.
6
Termometer
I
Sebagai alat untuk mengukur suhu atau perubahan suhu dalam setiap percobaan.
7
Pipet tetes
I

Sebagai alat untuk memindahkan cairan yang tidak besar volumenya dari satu wadah ke wadah yang lain.
8
Spatula
I
Sebagai alat untuk mengambil dan memindahkan serbuk dari wadah yang satu ke wadah yang lain.
9
Kaca arloji
I
Sebagai wadah untuk meletakan bahan yang akan di timbang
10
Batang pengaduk
I
Sebagai alat untuk mencampurkan bahan kimia

Tabel 1.2 Bahan
No
Nama bahan
Kategori
Sifat fisika
Sifat kimia
1
Asam klorida (HCl)
Khusus
Massa atom :36,45.
Massa jenis : 3,21
Titik leleh ; -101
Energy ionisasi : 1250.
Kalor jenis : 0,115
Berbau tajam
 HCl akan berasap tebal di udara lembab.
Gasnya berwarna kunimg kehijauan dan berbau merangsang.
Dapat laryt dalam alkali hidroksida, kloroform dan eter.
Merupakan oksidator kuat.
Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lain.
Racun bagi pernapasan.
2
Serbuk Magnesium (Mg)
Khusus
Cukup keras dan berwarna putih keperakan.
Paling ringan dari semua logam struktual.
Mudah di bentuk.
Titik leleh : 651
Titik didih : 1100
Densitasnya adalah 1.738.
Logam yang cukup aktif.
Bereaksi lambat dengan air dingin dan lebih cepat dengan air panas.
Pembakaran logam ini menhasilkan cahaya putih menyilaukan pada suhu yang lebih tinggi.
Bereaksi dengan kebanyakan asam dan beberapa alkali atau basa.
Mudah bergabung dengan banyak non logam.
3
Barium hidrolsida (Ba(OH)2 8H2O)
Khusus
Nomor atom : 56
Fase solid.
Densitas : 3,59
Titik lebur : 1000 k
Titik didih : 2.170 k.
Massa jenis : 3,51.
Massa jenis cair pada titik lebur : 3.336.
Dapat bereaksi dengan air, klor, hydrogen, udara dan asam.
Sifat oksida : basa.
Asam
Kestabilan peroksida makin stabil sesuai dengan aarah panah.
Ikatan : ion.
Warna nyala : hijau.
Kestabilan karbonat suhu pemanasan antara 550-1400.
4
Amonium klorida (NH4Cl)
Khusus
Bentuk : bubuk Kristal padat.
Warna putih.
berbau
Berat molekul : 53,49
Kelarutan : mudah larut dalam air dingin, air panas, dan aseton.
Titik didih : 520.
5
Natrium hidroksida (NaOH)
Khusus
Massa molar : 39.997
Densitas : 2,1
Titik lebur : 318
Titik didh 390
Kelarutan dalam air 1119 100 ml
Kebasahan (pkb) : -2,43
Berwarna putih
Kelarutan : berbentuk pellet, serpihan atau batan atau bentuk lain.
Sangat basa dan terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida.
Keras, rapuh, dan menunjukan pecahan habiur.
Bila di biarkan di udara akan dapat menyerap CO3 dan lembab.
NaOH membentuk basa kuat bila di larutkan dalam air.
6
Urea (CO(NH2)2)

Umum
Berat molekul : 60,06
Spesifik grafity 1335
Titik lebur : 133-135.
Panas pembakaran -91,02 105 j/kg
Urea di buat hidrolitik parsial cynamide.
Urea di hasilkan dari reaksi antara ammonia dengan karbon dioksida.
Urea dapat bereaksi dengan formaldehid.
Pemanasan ammonium sianat dapat terurai menjadi urea.
7
Garam dapur
Umum
Rapuh/mudah hancur.
Asin
Tidak bias melewati selaput semi permeable.
Bias di dapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga PHnya netral.
Ikatan ionic kuat.
Larutannya merupakan elektrolit  kuat karena terionisasi sempurna pada air.
8
Aquades
Umum
Berat molekul : 18,02
Densitas 1000 10 g/m3, cair.
Tekanan uap 2,3 kpa.
Titik didih : 100
Berbentuk cairan tidak berwarna.
Tidak dapat terbakar.
Tidak beracun.
Memiliki PH 7 (netral).
Tidak terjadi iritasi pada kulit jika terjadi kontak.
Polimerisasi tidak terjadi.


C.    Prosedur Kerja
·       Percobaan 1

3 mLHCl 1M
menambahkan 1 spatula serbuk Mg
mengamati perubahan suhu pada tabung reaksi
Perubahan suhu

·       Percobaan 2

Ba(OH)2.8H2O
 memasukkan kristal NH4CI kedalam tabung reaksi
                                    mengaduk campuran tersebut dan menutup tabung reaksi
mengamati perubahan suhu pada tabung reaksi                   
Perubahan suhu

·       Percobaan 3

0,5 g NaOH
memasukkan 7 mL aquades ke dalam  tabung reaksi
              mengamati perubahan suhu pada tabung reaksi
Perubahan suhu

·       Percobaan 4

CO(NH2)2
 Memasukkan 7 mL aquades ke dalam  tabung reaksi
 mengamati perubahan suhu pada tabung reaksi
Perubahan suhu



·       Percobaan 5

NaCI
                                Memasukkan 7 ml aquades ke dalam sebuah tabung reaksi
Mengamati perubahan suhu pada tabung reaksi                   
Perubahan suhu






















Daftar pustaka
Brady.e.james.1999.kimia universitas:jakarta banipura aksara
Basri.2002.kamus lengkap kimia:jakarta mediatara
Respati.1992.dasar-dasar ilmu kimia:jakarta PT,rineka cipta
Sunarya,yayan.2012.kimia dasar 1:Bandung yrama widya
Zayban,cafi.2010.rangkuman kimia:bogor.bogor press






















                                                    TUGAS  PENDAHULUAN
PASCA PRAKTIKUM             
1.     Apa perubahan yang terjadi ketika zat zat di reaksikan pada setiap percobaan.?
2.     Jelaskan  reaksi yang terjadi pada setiap percobaan.?                                  

JAWABAN
1. Pada setiap percobaan perubahan yang terjadi .:
a. Percobaan 1
Pada saat  padatan Mg direaksikan dengan larutan 2HCl terjadi perubahan reaksi  diantaranya  terjadinya penurunan suhu yang mana dari suhu awal 33C menjadi 35C dan perubahan bentuk dari padatan + dengan larutan menghasilkan larutan + gas dengan warna senyawa yang di hasilkan   berwarnah bening
b.Percobaan 2
Pada saat Barium Hidroksida dan air di reaksikan dengan Amonium klorida  terjadi perubahan reaksi diantaranya penurunan suhu dari suhu mula-mula  33C menjadi 31C dan pada percobaan 2 tidak terjadi perubahan bentuk hanya saja pada hasil reaksi terbentuk senyawa  Amonia berwujud gas dengan uap air. Dan terjadi perubahan warna senyawa hasil reaksi menjadi sedikit kebiru-biruan
  c.Percobaan 3
Pada saat padatan Natrium Hidroksida direaksikan dengan aquades terjadi perubahan reaksi diantaranya kenaikan suhu dari suhu mula-mula 33C menjadi 38C dan perubahan bentuk dari padatan + cairan menghasilkan larutan dan terjadi perubahan warnah dengan hasil reaksi berwarnah putih pekat
 d.Percobaan 4
Pada saat padatan urea di reaksikan dengan aquades  terjadi perubahan suhu dari 33C menjadi 32C  dan terjadi perubahan bentuk dari padat + cair  menjadi larutan. Dengan hasil reaksi berupa Amonia berwarna empedu hitam kecoklatan
 e.Percobaan 5
pada saat garam dapur di reaksika dengan aquades terjadi perubahan suhu dari suhu mula-mula 33C menjadi 32C  dengan hasil reaksi berupa larutan dengan warna putih bening


2.     Pada setiap percobaan terjadi reaksi..:
a.      Percobaan 1
 pada percobaan antara Mg dengan 2HCl terjadi kenaikan suhu. Sehingga dapat di simpulkan bahwa reaksi yang terjadi pada percobaan 1 adalah reaksi eksoterm
b.     Percobaan 2
pada percobaan antara barium hidroksida dengan Amonium klorida terjadi penurunan suhu dari suhu awal ke suhu akhir.sehingga dapat di simpulkan reaksi yang terjadi pada percobaan 2 yaitu reaksi endoterm
c.      Percobaan 3
 Pada percobaan antara Natrium hidroksida dengan aquades terjadi kenaikan suhu dari suhu mula mula ke suhu akhir. Sehingga dapat di simpulkan reaksi yang terjadi  pada percobaan 3 yaitu eksoterm.
d.     Percobaan 4
 pada percobaan antara urea dengan aquades terjadi penurunan suhu. Sehingga dapat di simpulkan reaksi yang terjadi pada percobaan 4 yaitu reaksi endoterm
e.      Percobaan 5
pada percobaan  antara garam dapur dengan aquades terjadi penurunan suhu.sehingga dapat di simpulkan reaksi yang terjadi pada percobaan 5 yaitu reaksi endoterm  























PEMBAHASAN

       Pada percobaan 1 direaksikan  antara padatan Mg dengan asam klorida menghasilkan magnesium klorida dengan persamaan reaksi..:
                     Mg(s) + 2HCl                  MgCl2(aq) + H2(g)
Dari percobaan tersebut  terjadi perubahan reaksi diantaranya kenaikan suhu dari suhu awal ke suhu akhir yakni 33C menjadi 35C dengan bentuk senyawa akhir yang di hasilkan berupa larutan dengan gas hydrogen
Yang habis bereaksi dengan udara. Dengan  perubahan warna yang terjadi pada senyawa hasil reaksi berwarna bening.dilihat dari perubahan suhu yang terjadi pada senyawa haril reaksi menunjukan bahwa reaksi yang terjadi pada percobaan satu yaitu reaksi Eksoterm.karena terjadi kenaikan suhu
       Pada percobaan 2 direaksikan antara padatan Barium hidroksida + air menghasilkan barium klorida+air  dengan persamaan reaksi..:
                    Ba(OH)2.8H2O(S) + NH4Cl(s)           BaCl2.2H2O(S) + 2NH3(g) + 8H2O(l)
Dari percobaan tersebut terjadi perubahan reaksi diantaranya penurunan suhu dari suhu awal ke suhu akhir yakni dari 33C menjadi 31C dengan wujud senyawa yang di hasilkan berupa padatan dengan gas ammonia dan air yang habis terurai oleh udara. Dengan perubahan warna yang terjadi pada senyawa akhir hasil reaksi menjadi sedikit kebiru-biruan . di lihat dari perubahan suhu yang terjadi pada senyawa hasil reaksi menunjukan  bahwa reaksi yang terjadi pada percobaan dua yaitu reaksi endoterm. Karena terjadi penurunan suhu
      Pada percobaan 3 direaksikan antara padatan natrium hidroksida dengan aquades menghasilkan  atom natrium + ion hidroksida. Dengan persamaan reaksi..:
                    NaOH(s) + H2O(I)                          Na+(aq) + OH-(aq)
Dari percobaan tersebut  terjadi perubahan reaksi diantaranya terjadi kenaikan suhu dari suhu awal ke suhu akhir yakni dari 33C menjadi 36C dengan senyawa akhir yang di hasilkan berupa larutan ion natrium + ion hidroksida.dengan perubahan warna  yang terjadi pada senyawa akhir hasil reaksi menjadi putih pekat.di lihat dari perubahan suhu yang terjadi dapat di ketahui bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm.karena terjadi kenaikan suhu reaksi.
      Pada percobaan 4 direaksikan antara padatan urea dengan aquades menghasilkan ammonia ,gas karbon dioksida,uap air dan gas hydrogen. Dengan persamaan reaksi..:
                    CO(NH2)2(s) + H2O(l)              2NH3 + 2CO2(g) + H2(g).
Dari percobaan tersebut  terjadi perubahan reaksi  diantaranya terjadi penurunan suhu dari suhu awal ke suhu akhir yakni dari 33C menjadi 32C dengan senyawa akhir berupa ammonia dengan gas karbon dioksida ,uap air dan gas hydrogen yang habis  bereaksi dengan udara.dengan perubahan warna pada senyawa akhir reaksi menjadi hitam kecoklatan.di lihat dari perubahan suhu yang terjadi dapat di ketahui reaksi yang terjadi yaitu reaksi endoterm. Karena terjadi penurunan suhu pada senyawa hasil reaksi.
     Pada percobaan 5 direaksikan  antara  Kristal garam dapur dengan aquades menghasilkan ion natrium dan ion klorida sesuai persamaan reaksi..:


               NaCl(s) +  H2O(l)                   Na+(aq) + Cl-(aq)
Dari percobaan tersebut terjadi perubahan reaksi diantaranya terjadi penurunan suhu dari suhu awal ke suhu akhir reaksi yakni dari 33C menjadi 32C dengan senyawa akhir reaksi berupa ion natrium dan ion klorida. Itulah kenapa garam dapur sering di katakana sebagai senyawa ionik yang bersifat elektrolit kuat.dan tidak mengalami perubahan warna sebelum dan sesudah reaksi. Yakni tetap berwarna bening. Hanya saja ketika di tambahkan garam dapur ,air akan sedikit berwarna bening berkabut.di lihat dari perubahan suhu yang terjadi dapat di ketahui bahwa reaksi yang terjadi pada percobaan lima adalah reaksi endoterm. Karena terjadi penurunan suhu pada hasil reaksi.































BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Reaksi eksotem adalah perpindahan kalor reaksi dari sistem ke lingkungan sehingga suhu sistem berkurang. Dalam perumusannya nilai entalpi ∆H disimbolkan dengan tanda negatif dan pada diagram reaksi alur reaksinya mengara ke hasil reaktan. Pada reaksi eksoterm terjadi gajalah-gejalah reaksi diantaranya perubahan warna larutan,perubahan bentuk dan yang paling terpenting untuk menentukan bahwa suatu reaksi adalah reaksi eksoterm adalah  terjadinya kenaikan suhu pada saat sesudah bereaksi. Sementara itu reaksi endoterm merupakan penyerapan kalor lingkungan yang di bawah ke sistem sehingga suhu sistem meningkat. Dalam perumusannya nilai ∆H benilai positif dan dalam diagram reaksinya  arah reaksi yang terjadi menuju ke prodak.pada reaksi endoterm terjadi gejalah gejala reaksi yang sama dengan reaksi eksoterm hanya saja pada reaksi endoterm terjadi penurunan suhu pada hasil reaksi.

5.2  Saran
 berdasarkan hasil praktikum  kami sarankan,Sebaiknya dalam melakukan percobaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Praktikan diharapkan melakukan percobaan sesuai prosedur yang telah di tentukan karena akan berdampak pada hasil pengamatan dan  Praktikan di tuntut untuk berkerja sama dengan rekan kerja karena beberapa perlakuan pada praktikum menuntut praktikan untuk bekerja sama. Dalam melihat skala maupun menuangkan bahan yang akan di reaksikan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM

BAB I PENDAHULUAN A.     Judul REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM B.     Rumusan Masalah 2.1 Bagaimana memahami pengert...