NAMA/NIM : DANDI SAPUTRA HALIDI/442417041
JURUSAN/GUGUS : KIMIA/B
PROGRAM STUDI : S1 KIMIA
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
KODE/NAMA PERCOBAAN : PF-6/GERAK JATU BEBAS DAN GERAK
HARMONIS
KOPENTENSI : 1. Menentukan hubungan
empiris ketinggian jatuh terhadap waktu jatuh dari suatu gerak jatuh bebas
2.
menentukan hubungan empiris antara priode dan panjang ayunan untuk gerakan
harmonis
INDIKATOR : 1. Menentukan percepatan
gravitasi bumi
dilaboratorium
fisika dengan
menggunakan
metode gerak jatuh bebas
2.
menentukan percepatan gravitasi bumi
dengan
menggunakan metode bandul matematis.
TANGGAL PERCOBAAN :
TANGGAL MASUK LAPORAN AHIR :
KAWAN KERJA :
NAMA ASISTEN :
LAPORAN PRAKTIKUM
PF-6
GERAK JATUH BEBAS DAN
GERAK HARMONIS
A. JUDUL
‘’Hubungan Gravitasi Terhadap Gerak jatuh
bebas dan gerak harmonis’’
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
penentuan percepatan gravitasi bumi di laboratorium fisika dengan metode gerak
jatuh bebas?
2. Bagaimana
penentuan percepatan gravitasi bumi dengan metode bandul matematis?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa
dapat menentukan percepatan gravitasi bumi di laboratorium fisika dengan metode
gerak jatuh bebas.
2. Mahasiswa
dapat menentukan percepatan gravitasi bumi dengan metode bandul matematis.
D. TEORI
DASAR
Bagian
I : Gerak Jatuh Bebas
Gerak
jatuh bebas adalah gerak yang timbul akibat adanya gaya gravitasi dan benda
tidak berada dalam kesetimbagan. Artinya benda terlepas dan tidak ditopang
apapun dari segala sisi. Terminology jatuh bebas digunakan untuk benda yang
jatuh tanpa memiliki kecepatan awal akibat suatu gaya (v1=0). Untuk
menganalisis gerakan ini, maka dapat dilihat bahwa gerakan hanya dipengaruhi
oleh gaya gravitasi bumi. Bukan massa benda. Benda yang jatuh semakin dekat
dengan permukaan bumi, Kecepatannya akan semakin bertambah mengapa? Karena
benda mengalami percepatan sebesar percepatan gravitasi bumi.
Persamaan
gerak yang digunakan untuk menganalisis gerakan ini adalah persamaan gerak
untuk gerak lurus berubah beraturan. Dimana percepatan a, diganti menjadi g.
sehingga secara sederhana persamaan GLBB sebelumnya dapat diubah menjadi :
V2= V1gt
y2= y1 V1 1/2gt2
V22= V1
2gy1 , y2-y1
Keteragan : tanda positif dapat
digunakan untuk benda jatuh bebas maupun untuk yang dilempar vertical kebawah.
Sedangkan tanda negative digunakan untuk benda yang dilempar vertical keatas.
Notasi y menunjukkan ketinggian benda.
Pada
jatuh bebas ketiga persamaan GLBB dipercepat yang kita bicarakan pada kegiatan
sebelumnya tetap berlaku, hanya saja v0 kita hilangkan dari
persamaan karena harganya nol dan tembaga S pada persamaan-persamaan tersebut
kita ganti dengan h yang menyatakan ketinggian dan a kita ganti dengan g. jadi
ketiga persamaan itu sekarang adalah :
1. v.t = g.t
2. h
= ½ gt2
3. v.t
=
perhatikan persamaan jatuh bebas yang kedua. h = ½ gt2 bila ruas kiri dan kanan sama-sama kita kalikan dengan 2,
kita dapatkan : 2h = g.t2 atau sehingga t = .
Gerak
jatuh bebas merupakan gerak lurus beraturan dengan kecepatan awal nol (v0)
= 0 dan percepatan a = g.
· perpindahan benda (y) dari persamaan
x=v0t+1/2a.t2 didapat : y = 1/2gt2
· tinggi benda pada saat t : h.t = h-y
atau h.t = h-1/2gt2
· lama benda sampai ditanah, pada saat
benda sampai ditanah y=h, dari persamaan y = ½ gt2 didapat h = ½ gt2
sehingga t =
dari persamaan waktu jatuh, terlihat
bahwa waktu jatuh benda bebas hanya dipengaruhi oleh dua vaktor yaitu h =
ketinggian dan g = percepatan gravitasi bumi. Jadi berat dari besaran-besaran lain
tidak mempengaruhi waktu jatuh. Artinya meskipun berbeda beratnya, dua benda
yang jatuh dari ketinggian yang sama ditempat yang sama akan jatuh dalam waktu
yang bersamaan.
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin
kejadiannya lain. Benda yang berbeda beratnya, akan jatuh dalam waktu yang
tidak bersamaan. Hal ini dapat terjadi karena adanya gesekan udara. Percobaan
didalam tabung hampa udara membuktikan bahwa sehelai bulu ayam dan satu buah
koin jatuh dalam waktu bersamaan.
Referensi :-Giancoli,
douglas.2001.fisika, jilid 1, edisi kelima
-http://download.furanaa.comindex.phpchategoryg- fisikadownload=28gerak-jatuh-bebas.pdf
-http://smarojahampubolon.files.wordpress.com201206page
from-bahan-kalian-fisika-untuk-universitas.pdf
Bagian 2 : gerak harmonis
Benda yang
melakukan gerak lurus berubah beraturan mempunyai percepatan yang tetap, ini
berarti pada benda senantiasa bekerja gaya yang tetap baik arahnya maupun
besarannya. Bila gayanya selalu berubah-ubah, percepatannya berubah-ubah pula.
Gerak yang
berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak priodik. Gerak priodik ini
selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus atau cosines, oleh sebab itu gerak priodik
disebut gerak harmonis. Jika gerak priodik ini bergerak bolak-balik melalui
lintasan yang sama disebut getaran atau osilasi.
1. Priodik gerak harmonis
K = m 2
k = T = 2
M massa benda dalam kg, k ketetapan
pegas dalam N/m dan T priode getaran dalam detik.
2. Gerak harmonis terendam
Persamaan
gerak terendam diperoleh dari hukum newton kedua, yaitu
F=ma dimana F = jumlah gaya balik
–kx dan gaya rendam -b . b = tetapan positif.
· F = ma a =
· -k.x.b = ma
· -k.x-b = m
· m= +b k.x=0
sehingga
diperoleh solusi persamaan tersebut diatas adalah :
x=
cos (
persamaan
solusi diatas dapat diartikan : frekuensi osilasi adalah lebih kecil, atau prioda
osilasi lebih besar jika ada gesekan. Jika tidak ada gesekan maka
ini merupakan frekuensi gerak harmonic tanpa
rendam.
a. Persamaan gerak harmonis sederhana
(GHS)
Y = ()
Kecepatan simpangan / transversal :
v = = y’ = A)
Percepatan simpangan/tranversal : a
= = v’ = -A2)=-w2x
b. Gerak bandul tunggal
Bandul 0
tergantung pada tali yang panjangnya L, bandul diberi simpangan , sudut kecil, bila dilepas, bandul
melakukan gerak bolak-balik menyusuri AOB bila massa bandul m, beratnya w=m.g.
saat bandul berada di A , gaya penggerak F1.F1=m.g sin karena sudut kecil, A0, dapat disamakan dengan : A0 =y, F1
=m.g F1=. y
adalah bilangan tetap , jadi F1=k.g
Hubungan
yang terahir mennyatakan bahwa gaya penggerak sebanding dengan simpangannya.
Bandul harmonic, periodenya dapat dicari dari rumus priode gerak harmonis : T
=2 T =2
T
adalah waktu ayun bandul dalam detik, L panjang bandul dalam meter, dan g
percepatan gravitasi dalam m/det2
Referensi
:-giancoli, douglas,fisika,jilid 1,edisi kelima,2001
-http://sintujani.files.wordpress.com
2011124-fisdas-1-gerak-harmonik
-team penyusun,2014,penuntun praktikum fisika dasar 1
E. Variabel
Bagian I : Gerak Jatuh Bebas
Variabel bebas : Jarak
Variabel terikat : Waktu
Variabel
kontrol : bola
Bagian II : Gerak Harmonis
Variabel bebas : panjang
tali
Variabel terikat :
waktu
Variabel kontrol :
mode Photogate timer
F. Alat Dan Bahan
Bagian I : Gerak jatuh Bebas
1. Photogate timer
2. Ball and Ramp
3. Mistar
Bagian II
: Gerak Harmonis
1. Massa/ pemberat
2. Tali/ benang 1.5 meter
3. Statif dan klem
4. Photogate timer
G. Prosedur Kerja
Bagian I : Gerak Jatuh Bebas
1. Menyusun peralatan seperti pada
Gambar 6.1
2. Menjepit bola konduktor dalam
release mechanism
3. Mengatur jarak antara bola dengan
receptor pada sebesar 100 cm
4. Melepas bola dari release mechanism
dengan cara memutar baut pada release mechanism, sehingga bola jatuh
5. Mencatat waktu yang ditunjukkan oleh
timer ketika bola menyentuh receptor pad, ke dalam Tabel 6.1
6. Melakukan langkah ke-3 sampai ke-5
sebanyak 5 kali.
7. Mengulangi langkah ke-2 sampai ke-5
dengan jarak 90 cm, 80 cm, 70 cm, dan 60 cm.
Tabel 6.1 : Data-data Gerak Jatuh Bebas
H(cm)
|
T1
|
T2
|
T3
|
T4
|
T5
|
Tavg
|
100
|
|
|
|
|
|
|
90
|
|
|
|
|
|
|
80
|
|
|
|
|
|
|
70
|
|
|
|
|
|
|
60
|
|
|
|
|
|
|
50
|
|
|
|
|
|
|
Bagian II : Gerak Harmonis
1. Menyusun peralatan seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 6.2
2. Mengatur panjang tali sepanjang 1
meter
3. Mengatur photogate timer ke mode
PEND, kemudian tekan tombol reset
4. Memberi simpangan kecil, kemudian
dilepaskan
5. Mencatat waktu yang terbaca oleh
photogate timer sebagai T1 kedalam Tabel 6.2
6. Mengulangi langkah ke-2 sampai ke-6
untuk panjang tali 90 cm, 80 cm, 70 cm, 60 cm, dan 50 cm.
Tabel 6.2 Data-data Bandul Sederhana
H(cm)
|
T1
|
T2
|
T3
|
T4
|
T5
|
Tavg
|
100
|
|
|
|
|
|
|
90
|
|
|
|
|
|
|
80
|
|
|
|
|
|
|
70
|
|
|
|
|
|
|
60
|
|
|
|
|
|
|
50
|
|
|
|
|
|
|
DATA HASIL PENGAMATAN
PF-6
GERAK JATUH BEBAS DAN
GERAK HARMONIS
Tabel 6.1 : Data-data Gerak Jatuh Bebas
H(cm)
|
T1 (s)
|
T2 (s)
|
T3 (s)
|
T4 (s)
|
Tavg (s)
|
100
|
0,3506
|
0,3513
|
0,3546
|
0,3570
|
0,3533
|
80
|
0,2930
|
0,2923
|
0,2991
|
0,2927
|
0,2925
|
60
|
0,2589
|
0,2520
|
0,2511
|
0,2539
|
0,2539
|
NST mistar =0,1
cm
Tabel 6.1 : Data-data Gerak Jatuh Bebas
H(cm)
|
T1 (s)
|
T2 (s)
|
T3 (s)
|
T4 (s)
|
Tavg (s)
|
10
|
0,9945
|
0,9972
|
0,9916
|
0,9931
|
0,9941
|
80
|
0,9003
|
0,9076
|
0,9071
|
0,9077
|
0,9055
|
60
|
0,8007
|
0,8013
|
0,8029
|
0,8034
|
0,8020
|
PENGOLAHAN DATA
PF-6
GERAK JATUH BEBAS DAN
GERAK HARMONIS
1.
Menghitung
Ketelitian Jarak Jatuh Bebas
Ø
h1 = 100 cm
= 1 m
Δh1 = ½ 0,1
= 0,05 cm
= 0,0005 m
KR = x
100%
= x 100%
KR =
0,05 % (5 AP)
(h1
± Δh1) = (1,0000
± 0,0005) 10-1 m
Ø
h2 = 80 cm
= 0,8 m
Δh2 = ½ 0,1
= 0,05 cm
= 0,0005 m
KR = x
100%
= x 100%
= 0,06 % (4 AP)
(h2
± Δh2) = (8,000 ± 0,005) x 10-1 m
Ø
h3 = 60 cm
= 0,6 m
Δh3 = ½ 0,1
= 0,05 cm
= 0,0005 m
KR = x
100%
= x 100%
= 0,08 % (4 AP)
(h3
± Δh3) = (6,000 ± 0,005) x 10-1
2.
Menghitung
Waktu Jatuh Rata-Rata
Ø
Untuk h1 =
100 cm = 1 m
No
|
t1
(sekon)
|
t12
(sekon)
|
1
|
0,3506
s
|
0,1229
s2
|
2
|
0,3513
s
|
0,1234
s2
|
3
|
0,3546
s
|
0,1257
s2
|
4
|
0,3570
s
|
0,1274
s2
|
∑
t1 = 1,4135 s
|
∑
t12 = 0,4994 s2
|
|
(∑t1)2
= 1,9979 s
|
tavg1 =
=
= 0,3533 s
Δ tavg1 =
=
=
=
=
= 0,0025 s
= 0,0025 s
KR = x
100%
= x 100%
= 0,70% (3 AP)
(tavg1
± Δtavg1) = (3,53± 0,02) x 10-1 s
Ø
Untuk h2 =80
cm =0,8 m
No
|
t2
(sekon)
|
t22
(sekon)
|
1
|
0,2930 s
|
0,0858
s2
|
2
|
0,2923 s
|
0,0854
s2
|
3
|
0,2921
s
|
0,0853 s2
|
|
0,2927
s
|
0,0856
s2
|
∑
t2 = 1,1701 s
|
∑
t22 = 0,3421 s 2
|
|
(∑t2)2
= 1,3691 s
|
tavg2 =
=
= 0,2925 s
Δ tavg2 =
=
=
=
=
= 0,0038 s
= 0,0038 s
KR = x
100%
= x 100%
= 1,29 % (3 AP)
(tavg
± Δtavg) = (2,92 ± 0,03) x 10-1 s
Ø
Untuk h3 =
60 cm = 0,6 m
No
|
t3
(sekon)
|
t32
(sekon)
|
1
|
0,2589
s
|
0,0670
s2
|
2
|
0,2520
s
|
0,0635
s2
|
3
|
0,2511
s
|
0,0630
s2
|
4
|
0,2539
s
|
0,0644
s2
|
∑
t3 = 1,0159 s
|
∑
t32 = 0,2579 s 2
|
|
(∑t3)2
= 1,0320 s
|
tavg3 =
=
= 0,2539 s
Δ tavg3 =
=
=
=
=
= 0,0028 s
= 0,0028 s
KR = x
100%
= x 100%
= 1,1 % (3 AP)
(tavg3
± Δtavg3) = (2,53 ± 0,02) x 10-1 s
3.
Menghitung
Kuadrat Waktu Jatuh (tavg)2
Ø
h1 = 100 cm
= 1 m
Δtavg2 = x
tavg2
= x ()2
= 0,0008 s2
KR = x
100%
= x 100%
= 0,70% (3 AP)
(tavg2
± Δtavg2) = (12,4± 0,08) x 10-2 s2
Ø
h2 = 80 cm
= 0,8 m
Δtavg2 = x
tavg2
= x ()2
= 0,0011 s2
KR = x
100%
= x 100%
= 1,29 % (3 AP)
(tavg2
± Δtavg2) = (8,55± 0,11) x 10-2 s
Ø
h3 = 60 cm
= 0,6 m
Δtavg2 = x
tavg2
= x ()2
= 0,0007 s2
KR = x
100%
= x 100%
= 1,1 % (3 AP)
(tavg2
± Δtavg2) = (6,44± 0,07) x 10-2 s
4.
Tabel
Hasil Perhitungan
(h1
± Δh1) meter
|
(tavg
± Δtavg) sekon
|
(tavg2
± Δtavg2) sekon2
|
(1,000
± 0,0050) x 10-1 m
|
(3,53±
0,02) x 10-1 s
|
(12,4± 0,08) x
10-2 s2
|
(8,000
± 0,0005)x 10-1 m
|
(2,92
± 0,03) x 10-1 s
|
(8,55± 0,11) x
10-2 s2
|
(6,000 ± 0,0005)
x 10-1 m
|
(2,53 ± 0,02)
x 10-1 s
|
(6,44± 0,07) x
10-2 s2
|
5. grafik
hubungan antara h dan tavg2
Ø Interprestasi grafik
Berdasarkan
grafik diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tinggi (h) dengan waktu
(Tavg) adalah berbanding lurus. Dimana semakin besar nilai
ketinggian h semakin besar pula nilai waktu (Tavg).
Bagian
2 : gerak harmonis
A.
Menghitung
panjang tali
-
Untuk L1
L1 = 100 cm
= 1 m
L1 =
½ 0,1 cm
0,05
cm
0,0005 m
KR =
x 100%
= x 100%
= 0,05 % (5
AP)
(L1 ±
L1) =
(1,0000 0,0005)10-1
m
-
Untuk L2
L2 = 80 cm
= 0,8 m
L2 =
½ 0,1 cm
0,05
cm
0,0005 m
KR = x 100%
=
x 100%
=
0,06 % (4 AP)
(L2 ± L2) =
(8,000 0,005)
x 10-1 m
-
Untuk L3
L3 = 60 cm
= 0,6 m
L2 =
½ 0,1 cm
0,05
cm
0,0005 m
KR = x 100%
=
x 100%
=
0,08% (4 AP)
(L3 ± L3) =
(6,000 0,005)
x 10-1 m
B. Menghitung waktu jatuh
bandul
Ø
Untuk h1 =
100 cm = 1 m
No
|
t1
(sekon)
|
t12
(sekon)
|
1
|
0,9945
s
|
0,9890
s2
|
2
|
0,9972
s
|
0,9944
s2
|
3
|
0,9916
s
|
0,9832
s2
|
4
|
0,9931
s
|
0,9862
s2
|
∑
t1 = 3,9764 s
|
∑
t12 = 3,9528 s2
|
|
(∑t1)2
= 15,8117 s
|
tavg =
=
= 0,9941 s
Δ tavg =
=
=
=
=
= 0,0032 s
= 0,0032 s
KR = x
100%
= x 100%
= 0,32% (4 AP)
(tavg
± Δtavg) = (9,941 ±
0,032) 10-1 s
Ø
Untuk h2 =
80 cm = 0,8 m
No
|
t2
(sekon)
|
t22
(sekon)
|
1
|
0,9003
s
|
0,8105
s2
|
2
|
0,9070
s
|
0,8226
s2
|
3
|
0,9071
s
|
0,8228
s2
|
4
|
0,9077
s
|
0,8239
s2
|
∑
t2 = 3,6221 s
|
∑
t22 = 3,2798 s2
|
|
(∑t2)2
= 13,1196 s
|
tavg =
=
= 0,0,905 s
Δ tavg =
=
=
=
=
= 0,0028 s
= 0,0028 s
KR = x
100%
= x 100%
= 0,30 % (4 AP)
(tavg
± Δtavg) = (9,055 ± 0,028) x 10-1 s
Ø
Untuk h3 =
60 cm = 0,6 m
No
|
t3
(sekon)
|
t32
(sekon)
|
1
|
0,8007
s
|
0,8105
s2
|
2
|
0,8013
s
|
0,8226
s2
|
3
|
0,8029
s
|
0,8228
s2
|
4
|
0,8034
s
|
0,8239
s2
|
∑
t3 = 3,2083 s
|
∑
t32 = 2,5731 s2
|
|
(∑t3)2
= 10,2931 s
|
tavg =
=
= 0,8020 s
Δ tavg =
=
=
=
=
= 0,0038 s
= 0,0038 s
KR = x
100%
= x 100%
= 0,47% (4 AP)
(tavg
± Δtavg) = (8,020 ± 0,038) x 10-1 s
C. Menghitung kuadrat
perioda untuk h
-
Untuk
L1 =100 cm =1 m
tavg = (0,99410)2 s =0,9882 s2
tavg2 = x tavg2
x
0,9882
0,003181
s2
KR = x 100%
= x 100%
= 0,32 % (4 AP)
(tavg2tavg2)
= (9,882 0,031 ) x 10-1 m
-
Untuk
L2 = 80 cm = 0,8 m
tavg = 0,9055 s
tavg2 = x tavg2
x
0,8199
0,0025
s2
KR = x 100%
= x 100%
= 0,30% (4 AP)
(tavg2tavg2)
= (8,199 0,025
) x 10-1
s2
-
Untuk
L3 = 60 cm = 0,6 m
tavg = (0,8020)2 s2
=
0,6432 s2
tavg2 = x tavg2
x
0,6432
0,0030
s2
KR = x 100%
= x 100%
= 0,4 % (4 AP)
(tavg2tavg2)
= (6,432 0,030 ) x 10-1 s2
D. Tabel Hasil Pengamatan
(L ±
ΔL) meter
|
(tavg
± Δtavg) sekon
|
(tavg2
± Δtavg2) sekon2
|
(1,0000
0,0050) x
10-1 m
|
(9,941±
0,032) x 10-1 s
|
(9,882 0,031 ) x 10-2 m
|
(8,000 0,005)
x 10-1 m
|
(9,055
± 0,028) x 10-1 s
|
(8,199 0,025
) x 10-1 m
|
(9,000 0,005) x 10-1 m
|
(8,020 ± 0,038)
x 10-1 s
|
(6,432 0,030 ) x 10-2 m
|
5. grafik hubungan antara L dan tavg2
Ø Interprestasi grafik
Berdasarkan
grafik diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pertambahan panjang (L)
dengan waktu (tavg) adalah berbanding terbalik.
Ø
Kesimpulan
Ciri khas peristiwa gerak jatu bebas adalah benda jatuh
tanpa kecepatan awal (Vo = nol).
Semakin ke bawah gerak benda semakin cepat
sedangkan gerak harmonis adalah gerak yang berulang – ulang pada siklus tertentu.
sedangkan gerak harmonis adalah gerak yang berulang – ulang pada siklus tertentu.
Ø
Kemungkinan
Kesalahan
Praktikan
keliru dalam mengolah data data
Tidak ada komentar:
Posting Komentar