NAMA/NIM : DANDI
SAPUTRA HALIDI/442417041
JURUSAN/GUGUS : KIMIA/B
PROGRAM
STUDI : S1 KIMIA
KELOMPOK : IX
(SEMBILAN)
KODE/NAMA
PERCOBAAN : PF-4/PRESESI
KOPENTENSI : menguji laju teoritik benda berpresesi
INDIKATOR : setelah melakukan percobaan, praktikum
diharapkan
dapat :
1.
mengukur
laju presesi dari sebuah giroskop
2.
menentukan
arah presesi jika arah spin piringan dibalik
3.
mengidentifikasi
perubahan laju presesi
TANGGAL
PERCOBAAN :
TANGGAL
MASUK LAPORAN AHIR :
KAWAN
KERJA :
NAMA
ASISTEN :
LAPORAN PENDAHULUAN
PF 4
PRESESI
A. JUDUL
“ Presesi dengan kecepatan Anguler tertentu”
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana pengukuran
laju presesi dari sebuah giroskop ?
2. Bagaimana penentuan
arah presesi jika arah spin piringan dibalik ?
3. Bagaimana pengidentifikasi
perubahan laju presesi ?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengukuran
laju presesi dari sebuah giroskop
2. Mahasiswa mampu menentuan
arah presesi jika arah spin piringan dibalik
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi
perubahan laju presesi
D. DASAR TEORI
Bumi yang
seakan diam ditempat ini pada dasarnya melakukan aktifitas setiap harinya. Bumi
bergerak mengitari matahari dan juga bergerak pada sumbunya sendiri.
Diantaranya yaitu ada gerak presesi dan juga gerak nutasi. Gerak presesi yaitu
gerak sumbu bumi yang mirip dengan gasing dimana gerak sumbu bumi ini terjadi
setiap ±25.796 tahun sekali. Selama satu periode gerak presesi, daerah yang
dilalui sumbu bumi membentuk sebuah lingkaran yang bergelombang seperti spiral.
Gelombang dari gerak presesi ini disebut dengan gerak nutasi. Jadi gerak nutasi
adalah gelombang kecil yang dibentuk oleh sumbu bumi bersama-sama dengan gerak
presesi. Gerak nutasi terjadi akibat pengaruh bulan yang
berusaha menarik bumi ke bidang orbit bulan. Bidang
orbit bulan miring 5o 12’ terhadap ekliptika. Gerak
nutasi tidak terjadi selama ±25.796 tahun sekali sebagaimana gerak presesi akan
tetapi terjadi hanya dalam ±18,66 tahun sekali. Jika digambarkan, akan terdapat
gelombang pada lingkaran bayangan gerak presesi. Sehingga gerak nutasi ini
sering juga dikenal dengan gelombang kecil.
Gerak
presesi bergerak berlawanan dengan arah rotasi bumi yakni kearah barat jika
dilihat dari kutub utara langit. Gerak
presesi bumi disebut juga gerak gasing bumi, maksudya adalah perputaran sumbu
rotasi bumi mengedari sumbu bidang ekliptika. Gerak ini terjadi kemiringan
sumbu bumi terhadap bidang ekliptika sebesar 66.30’. Sehingga gerak presesi ini
mengakibatkan berpindahnya kutub bumi. Hal ini juga terkait dengan isu
terjadinya badai angin pada tahun 2012 mendatang. Yaitu karena akibat dari
gerak presesi sumbu bumi.
Diantara
akibat gerak presesi bumi yaitu:
1.
Kutub langit utara dan selatan tidak
tetap letaknya, selalu berpindah karena memutari kutub ekliptika dengan periode
25.796 tahun.
2.
Koordinat seluruh benda langit selalu
berubah untuk jangka waktu panjang. Letak matahari dari titik Aries (titik
hammal) berpindah letaknya di zodiac kearah barat (mundur) dengan periode
25.796 tahun. Setiap zodiac ditempuh sekitar 200 tahunan.
3.
Lingkaran gerak presesi bumi tidak
mulus, melainkan bergelombang dengan periode gerak gelombangnya 18,66 tahun.
Gerak gelombang ini disebut gerak nutasi. Gerak nutasi terjadi akibat pengaruh
bulan yang berusaha menarik bumi ke bidang orbit bulan. Bidang orbit bulan
miring 5,12° terhadap ekliptika.
a. Torka dan
momentum sudut
untuk memudahkan
penyelidikkan dan analisa terhadap gerak rotasi, didefinisikan beberapa besaran
sebagai analog konsep gaya dan momentum. Pertama didefinisikan konsep momentum
sudut . Momentum sudut suatu partikel yang memiliki momentum
linear dan berada pada
posisi dari suatu
titik referensi 0 adalah
= =
Asumsi
giroskop pada awalnya setimbang dalam posisi horizontal , 0 = 900,
piringan (diks) melekukan gerak spin dengan kecepatan angular w dan kemudian
sebuah massa m, digantungkan pada ujung dari lengan giroskop pada jarak d, dari
sumbu rotasi. Hal ini menyebabkan sebuah torka, = mgd
subtitusikan dl kedalam persamaan torka memberikan
=mgd = = ld
Karena percepatan presesi : mgd = LΏ
Dan laju presesi diberikan oleh , Ώ =mgd /Lw
untuk meentukan momen inersia dari piringan secara
eksperiment, sebuah torka dikerjakan pada piringan dan menghasilkan percepatan
angular yang dapat diukur, karena =la, l= dimana a adalah
percepatan angular yang sama dengan a/r dan adalah torka
yang ditimbulkan oleh pemberat yang digantungkan pada benang yang dililitkan
dikatrol yang terdapat pada piringan. =rf. Dimana r
adalah jari-jari katrol yang dililit benang dan F adalah gaya tegang tali
(benang) ketika piringan berotasi.
Dengan menggunakan hukum newton untuk massa m
memberikan : ∑F=mg-F=ma dengan menyelesaikan persamaan diatas gaya tegang tali
pada benang diberikan oleh F=m(g-a), sehingga sekalipun percepatan linier dari
massa diperoleh, torka dan percepatan angular dapat digunakan untukmenghitung
momen inersia. Percepatan dapat diperoleh dengan menghitung waktu yang
diperlukan oleh massa untuk jatuh dari keadaan diam dari ketinggian tertentu
(y) sehingga percepatan diberikan : a=2y/t2. Percepatan sudut a
didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan sudut terhadap waktu, a=, hubungan antara percepatan linear dan percepatan
sudut diberika oleh: =r
Dengan arah a diberikan oleh arah perubahan w, atau
secara vector a=qxr. Karena persamaan-persamaan kinematika yang menghubungkan bentuknya sama
dengan persamaan-persamaan kinematika gerak linear, maka dengan memakai analogi
ini akan diperoleh kaitan sebagai berikut untuk kecepatan sudut konstan 0+wt.
laju perubahan momentum sudut terhadap waktu didefinisikan sebagai besaran
torka (.
x p x r x karena bentuk
:
Maka :
Pengukuran berulang dibatalkan dengan anak panah yang
menembak target beberapa kali. Akurasi menggunakan kedekatan panah dengan pusat
sasaran. Panah yang mencapai lebih dekat dengan pusat sasaran dianggap lebih
akurat. Semakin dekat system pengukuran terhadap nilai yang diterima , system
diangap lebih akurat. Jika sejumlah besar anak panah dalam kumpulan tersebut
semakin menyempit kumpulan anak panah tersebut, system dianggap semakin
presesi.
Referensi :-Alonso,Marcelo. Dasar-Dasar fisika universitas
-http://anizaida89.blogspot.com/2011/10/gerak
presesi-dan-gerak-nutasi-sumbu-html.
-team
penyusun,2014.penuntun praktikum fisika
dasar 1.
E. VARIABEL
-
Variabel bebas : Massa
-
Variabel terikat : Jarak, waktu dan ketinggian
-
Variabel kontrol : lilitan benang
F. ALAT
DAN BAHAN :
1. Set
giroskop (ME-8960)
2. Stopwatch
(SE-8702)
3. Mass
and Hanger set (ME-9348)
4. Neraca
mekanik
5. Mistar
6. Table
clamp For Pulley
7. Benang
1,5 meter
G. SETUP
ALAT /PROSEDUR KERJA :
Bagian
1 : Mengukur Laju Presesi
a. Setup
alat
1. Mengatur
posisi giroskop seperti diterangkan pada bagian merakit alat-alat
2. Mengatur
posisi dari pemberat yang besar sampai lengan giroskop berada dalam keadaan
setimbang tanpa massa tambahan. Pemberat yang kecil dapat digunakan untuk
mencapai keadaan setimbang yang lebih baik.
b. Prosedur
1. Mengukur
massa dari massa tambahan dan mencatat massanya pada tabel 4.1. Menggantung
massa tambahan tersebut pada ujung dari lengan. Mengukur jarak antara sumbu
rotasi ke pusat massa tambahan. Mencatat jarak ini pada tabel 4.1.
2. Memegang
giroskop sehingga giroskop tersebut tidak dapat berpresesi, putarlah piringan
sehingga dapat berputar dengan kelajuankira-kira dua puluh putaran perdetik.
Mengukur waktu yang diperlukan oleh piringan untuk melakukan 10 kali putarandan
catat pada tabel 4.1.
3. Membiarkan
giroskop berpresei dan mengukur waktu yang diperlukan untuk melakukan dua gerak
revolusi. Mencatat waktu tersebut pada tabel 4.1.
4. Secepatnya
mengulangi pengukuran waktu yang diperlukan piringan untuk melakukan gerak
revolusi sebanyak 10 putaran. Data sebelum dan sesudah akan digunakan untuk
menentukan kecepatan angular rata-rata dari piringan selama pirigan tersebut
melakukan gerak presesi.
Tabel
4.1 Pengukuran Kecepatan Angular
Massa Tambahan
|
|
Jarak (d)
|
|
Waktu yang diperlukan
untuk 10 putaran (awal)
|
|
Waktu yang diperlukan
untuk gerak presesi
|
|
Waktu yang diperlukan
untuk 10 putaran (akhir)
|
Bagian 2 : Mengukur
Kuantitas-kuantitas untuk nilai teoritik
a. Setup
alat
1. Menjepit
lengan giroskop pada posisi horizontal
2. Menyambung
Katrol Super (Super Pulley). Dengan tangkinya ke meja dengan menggunakan
penjepit meja.
3. Melilitkan
seutas benang melingkari katrol yang terdapat pada pusat lengan giroskop dan
melewatkan benag tersebut sampai pada Katrol super(Super Pulley).
b. Prosedur
1. Memperhitungkan
gesekan
Karena gesekan tidak termasuk dalam
teori, maka akan dikompensasikan dalam eksperimen ini dengan menemukan berapa
besarnya nassa yang dibebankan pada katrol yang menyebabkan katrol tersebut
mengalami gesekan kinetis. Pada suatu saat massa jatuh dengan kecepatan etap,
berat massa tersebut sama dengan gesekan kinetis. Sehingga “massa gesekan”
(“friction mass”) ini akan dikurangi dari massa yang digunakan untuk membuat
gerak katrol dipercepat. Untuk menetukan massa yang diperlukan oleh katrol
mencapai gesekan kinetis, letakkan massa secukupnya pada gantungan massa yang
berhubungan dengan katrol sehingga katro berputar dengan kecepatan tetap.
Mencatat massa gesekan ini pada tabel 4.2
2. Menentukan
percepatan piringan
a. Untuk
menentukan percepatan,meletakkan kira-kira 30 gram (mencatat massa yang tepat
pada tabel 4.2) pada katrol. Melilitkan benang
dan membiarkan massa jatuh dari meja ke lantai. Mengukur waktu jatuhnya.
b. Mengulangi
langkah pertama sebanyak 5 kali, usahakan jatuhkan massa dari posisi yang sama.
c. Mengukur
ketinggian posisi awal masa dan mencatat ke dalam tabel 4.2
3. Mengukur
radius
Menggunakan jangka sorong untuk
mengukur diameter dari katrol kira-kira dengan benang yang terlilit dan
menghitung radius. Mencatat radius ini pada tabel 4.2
Tabel
4.2 Data Momen Inersia
Massa gesekan
|
|
Massa beban
|
|
Ketinggian jatuhnya
massa
|
|
Radius katrol
|
Waktu
|
Rata-rata
|
DATA HASIL PERCOBAAN
PF-4
Table 4.1 pengukuran kecepatan angular
Massa Tambahan
|
250 gram
|
Jarak (d)
|
22 cm
|
Waktu yang diperlukan
untuk 10 putaran (awal)
|
3,49 s
|
Waktu yang diperlukan
untuk gerak presesi
|
9,75 s
|
Waktu yang diperlukan
untuk 10 putaran (akhir)
|
4,32 s
|
Tabel
4.2 Data Momen Inersia
Massa gesekan
|
10 gram
|
Massa beban
|
25 gram
|
Ketinggian jatuhnya
massa
|
73 cm
|
Radius katrol
|
5,2 cm
|
Waktu
|
09.65 s
|
09.73 s
|
09.82 s
|
09.17 s
|
10.00 s
|
PENGOLAHAN
DATA
PF
– 4
GERAK
PRESESI
A. Menghitung Waktu Rata-Rata (tavg)
t (s)
|
t2(s)
|
09.65
09.73
09.82
09.17
10.00
|
93.12
94.67
96.43
84.09
100
|
∑t
= 48,37
|
∑t2
= 468,31
|
(
∑t )2 =2339,7
|
tavg = = 9,674 s
Δtavg =
= = = 1,360 s
KR =
x 100%
= 14,05 % (2 AP)
(tavg ± Δtavg ) = (6,7 ± 3,6) 10-1 s
B. Menghitung Percepatan
y =
22
cm =0,22
m
Δy = x 0,1
= 0,05 cm = 0,0005 m
a =
= 0,0047 m/s2
∆a =
x a
= x 0,0047 m/s2
= x 0,0047 m/s2
= x0,0047 m/s2
= 0,000660
m/s2
KR =
x 100%
= x 100%
=
14,04%
(2 AP)
(a ± ∆a) = (4,7 ± 0,6)10-3 m/s2
C. Menghitnug Momen Inersia
Langkah-langkah unutk memperoleh momen
inersia
a.
Menghitung
Massa
Mb =
25
gram =0,025kg
mg = 10 gram =0,01 kg
m = mb – mg
= 0,025-0,01 = 25 gram =0,015 kg
∆m = x nst alat ukur
= = 0,05 gram = 0,00005 kg
KR = x 100%
= 0,33
(4 AP)
(m
± ∆m) = (1,500
± 0,005) 10-2
gram
b.
Menghitung
Gaya
F = m (g – a)
= 0,015(10-0,0047)
= 0,149 N
∆F = x F
x 0,149 N
=
x 0,149 N
=
0,0209 N
KR= x 100%
=
14,02
% (2 AP)
(F
± ΔF) = (1,4
± 0,2 )10-1 N
c.
Menghitung
Torsi
r = 5,2 cm =0,052 m
∆r = x 0,1
= 0,05 cm = 0,0005 m
τ = r x
F
= 0,052 x 0,149 N
= 0,077 N/m
∆τ = x τ
= x 0,077 N/m
=0,077 N/m
=0,1403281
x 0,077 N/m
= 0,01080
N/m
KR = x 100%
= x 100%
=
14,02% (2AP)
(τ
± ∆τ) = (0,7
±0,1
)10-1
N/m
d.
Menghitung
Percepatan Anguler
α = =
=0,0903 m/s2
∆α = x α
=
x 0,0903 m/s2
= x 0,0903 m/s2
= 0,1407 x 0,0903 = 0,0127 m/s2
KR = x 100%
= 14,06% (2AP)
(α
±∆α) = (0,9 ± 0,1)10-1 m/s2
e.
Menghitung
Momen Inersia
I = = = 0,853 Kg/m2
∆I = x I
= x 0,853 Kg/m2
= x 0,853 Kg/m2
= 0,19861
x
0,853 Kg/m2
=0,169420
Kg/m2
KR = x 100%
= x 100%
=
19,86%
(2AP)
(I
± ∆I) = (8,5 ± 1,6)10-1 Kg/m2
f.
Menghitung
Kecepatan Anguler
T = = = 0,3905 s
∆T = x 0,01
= 0,005 s
ω = = 16,0819 rad/s
∆ω = x ω
= x 16,0819 rad/s
= 0,2058 rad/s
KR = x 100%
= x 100%
= 1,27% (3AP)
(ω
± ∆ω) = (1,60 ±
0,02)
101
rad/s
g.
Laju
Presesi Eksperimen
T
presesi = =
= 4,875 s
∆Tpresesi
= x 0,01
= 0,005 s
Ω
eks = = = 1,288 rpm
∆Ω
eks = x Ω eks
= x 1,288 rpm
= 0,00131rpm
KR =
x 100%
= 0,1%
(4 AP) rpm
(Ωeks ± ΔΩeks)
= (2,880 ± 0,013)10-1 rpm
h.
Laju
Presesi Teoritik
d = 22 cm = 0,22 m
Δd = x 0,1 = 0,05 cm
= 0,0005 m
Ω
teori = m . g . d
= 0,25 x 10 x 0,22 = 0,55 rpm
∆Ω
teori = x Ω teori
= x 0,55
= 0,1989 x 0,55 =0,1094 rpm
KR = x 100%
= 19,89 % (2AP)
(Ω
teori ± ∆Ω teori) = (5,5 ±1,0) 10-1 rpm
i.
Menghitung
% Beda
LPE =
=
= 0,0050 Nm
LPT =
= 0,994 Nm
%
Beda =
= 197,8 % Nm
D. Kesimpulan
Dalam pengukuran yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dalam penentuan, kecepatan, percepatan, dan momen inersi
adalah saling keterkaitan. Dimana semakin besar angka penting maka semakin
kecil kemungkinan kesalahan.
E. Kemungkinan
Kesalahan
1.
kesalahan
dalam menyeimbangkan alat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar