NAMA/NIM : DANDI SAPUTRA HALIDI/442417041
JURUSAN/GUGUS : KIMIA/B
PROGRAM STUDI : S1 KIMIA
KELOMPOK :
IX (SEMBILAN)
KODE/NAMA PERCOBAAN : PF-3/HUKUM II NEWTON
KOPENTENSI : Menentukan
hubungan empiris
antara
gaya, massa dan
percepataan dari sebuah
objek
yang bergerak lurus tanpa gesekan.
INDIKATOR
:
setelah melaksanakan eksperimen ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1. menggambar
grafik yang menunjukkan hubungan percepatan rata-rata sebagai fungsi dari gaya
yang dikerahkan (Fa).
2. menggambar
grafik yang menunjukkan hubungan percepatan rata-rata sebagai fungsi dari massa
balok beroda. Dan menggunakan garafik untuk
menetukan antar gaya diterapkan,massa,dan percepatan rata-rata.
3. Mahasiswa
dapat menginterpretasikan
grafik.
4. Mahasiswa
dapat menjelaskan eksperimen
apakah yang dapat membantu memperluas
hasil-hasil untuk mengikutkan percepatan
sesaat.
TANGGAL PERCOBAAN :
TANGGAL MASUK LAPORAN AHIR :
KAWAN KERJA :
NAMA ASISTEN :
LAPORAN PRAKTIKUM
PF-3
HUKUM II NEWTON
A.
Judul
‘’pengaruh
gaya terhadap kecepatan dalam hukum newton kedua’’
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana
penggambaran grafik yang menunjukan hubungan
percepatan rata-rata sebagai fungsi dari gaya yang dikerahkan (Fa)?
2. Bagaimana penggambaran grafik yang menunjukan hubungan
percepatan rata-rata sebagai fungsi dari massa balok beroda. Dan penggunaan grafik untuk penetuan antar gaya
diterapkan,massa,dan percepatan rata-rata?
3. Bagaimana
penginterpretasian grafik?
4. Bagaimana
cara memperluas hasil-hasil untuk mengikutkan percepatan sesaat?
C. Tujuan
1. Mahasiswa
dapat menggambar grafik yang
menunjukkan hubungan percepatan rata-rata sebagai fungsi dari gaya yang
dikerahkan (Fa).
2. Mahasiswa
dapat menggambar grafik yang
menunjukkan hubungan percepatan rata-rata sebagai fungsi dari massa balok
beroda. Dan menggunakan garafik untuk menetukan antar gaya
diterapkan,massa,dan percepatan rata-rata.
3. Mahasiswa
dapat menginterpretasikan
grafik.
4. Mahasiswa dapat
menjelaskan eksperimen apakah yang dapat membantu memperluas
hasil-hasil untuk mengikutkan percepatan
sesaat.
D. Dasar teori
‘’percepatan
sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya
total yang bekerja padanya’’. Ini adalah hokum gerak Newton kedua. Bentuk
persamaannya dapat dituliskan :
Dimana
adalah percepatan,
adalah massa, dan
merupakan gaya total. Symbol
(huruf yunani ‘’sigma’’) berarti ‘’jumlah
dari’’, F adalah gaya, sehingga
berarti jumlah vektor dari semua gaya yang
bekerja pada benda tersebut yang kita definisikan sebagai gaya total.
Kita
susun kembali persamaan ini untuk mendapatkan pernyataan yang lebih kita kenal
untuk hokum Newton kedua :
.
Hukum Newton kedua menghubungkan antara deskripsi gerak dengan penyebabnya
gaya. Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika. Dari hukum
Newton kedua kita bisa membuat definisi yang lebih tepat mengenai gaya sebagai
sebuah aksi yang bisa mempercepat sebuah benda.
Setiap
gaya F adalah vektor yang memiliki besaran dan arah. Persamaan diatas merupakan
vektor yang berlaku pada semua kerangka acuan inersia. Persamaan ini dapat
dituliskan dalam bentuk komponen pada
koordinat persegi panjang sebagai berikut.
Jika gerak tersebut sepanjang satu garis
(satu dimensi), kita bisa menghilangkan indeks-indeks dan hanya menuliskan
.
Dalam
satuan SI, dengan massa dalam kilogram, satuan gaya disebut Newton (N). dengan
demikian, 1 Newton adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan
sebesar 1 m/s2 kepada massa 1 kg. berarti satu Newton = 1 kg.m/s2.
Dalam satuan cgs, satuan massa adalah gram (gr) sebagaimana yang telah dibahas
sebelumnya. Satuan gaya adalah dyne, yang didefinisikan sebagai gaya total yang
diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar km/s2 kepada massa 1
gr. Dengan demikian 1 dyne =1 gr.cm/s2. Dengan mudah dapat
ditunjukkan bahwa 1 dyne = 10-5 N.
Satuan
gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin akan menyebabkan
kecepatannya bertambah. Atau jika gaya total itu arahnya berlawanan arah dengan
arah gerak benda , maka arah gaya tersebut akan memperkecil kecepatan benda.
Karena perubahan kecepatan merupakan percepatan, sehingga dapat dikatakan bahwa
gaya total menyebabkan percepatan. Tetapi percepatan juga bergantung pada massa
benda. Misalnya saja jika kita mendorong gerobak yang kosong dengan gaya yang
sama ketika kita mendorong gerobak yang penuh, maka kita akan menemukan bahwa
gerobak yang penuh, maka kita akan menemukan bahwa gerobak yang penuh mempunyai
percepatan yang lebih lambat. Jadi makin besar massa makin kecil percepatan ,
meskipu gayanya sama.
Bagaimana
pengaruh luar mempengaruhi perubahan kondisi gerak suatu benda? Hal ini dijawab
dengan hukum kedua Newton. Karena keadaan ‘’alami’’ suatu benda adalah bergerak
dengan kecepatan tertentu (diam adalah ‘’bergerak’’ dengan v=0), maka logis
bila dikatakan ‘pengaruh luar’ akan menyebabkan perubahan kecepatan
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa pengaruh
tersebut akan menyebabkan percepatan pada benda.
Tetapi
dari berbagai pengamatan ditemukan bahwa untuk menghasilkan perubahan kecepatan
yang sama, pada benda yang berbeda dibutuhkan ‘besar’ pengaruh luar yang
berbeda pula sebaliknya dengan besar pengaruh luar yang sama, perubahan
kecepatan pada benda-benda ternyata berbeda-beda. Jadi ada suatu kuantitas
intrinsik (internal). Pada benda yang menentukan ukuran seberapa besar sebuah
pengaruh luar dapat mengubah kondisi gerak benda tersebut. Kuantitas ini
tampaknya sebanding dengan jumlah zatnya, tetapi juga bergantung pada jenis
zatnya.
Kuantitas
intrinsik pada benda-benda ini kemudian disebut sebagai massa inersia,
disimbolkan dengan m, massa inersia (atau sering juga disebut saja sebagai
massa) memberikan ukuran derajat kelembaman atau derajat inersia sebuah benda.
Makin besar massanya makin sulit untuk menghasilkan perubahan kondisi gerak
pada benda tersebut. Pengaruh luar yang menyebabkan perubahannya keadaan gerak suatu benda kemudian disebut
sebagai gaya (force) dan disimbolkan dengan F.
Pada
sistem inggris, satuan gaya adalah pound (disingkat ib), dimana 1 ib=4,45 N.
satuan massa adalah slung, yang didefinisikan sebagai massa yang akan mendapat
percepatan 1ft/s2 jika diberikan gaya 1 ib. dengan demikian 1
ib=1slung.ft/s2.
Table 1 merangkum satuan-satuan pada
sistem-sistem yang berbeda.
Sistem
|
massa
|
Gaya (termasuk berat)
|
SI
|
Kilogram (kg)
|
Newton (N) (=kg.m/s2)
|
Cgs
|
Gram (g)
|
Dyne (=g.cm/s2)
|
Inggris
|
slung
|
Pound (ib)
|
Penting
sekali untuk menggunakan hanya satu satuan saja pada suatu perhitungan dalam
soal, dan lebih baik menggunakan satuan SI. Jika hanya gaya diketahui dalam,
katakanlah, Newton, dan massa dalam gram, maka sebelum mencari percepatan dalam
satuan SI, massa harus diubah menjadi kilogram. Sebagai contoh, jika gaya
diketahui sebesar 2,0 N sepanjang sumbu X dan massa 500 g, kita ubah massanya
tersebut menjadi 0.50 kg, dan percepatan dengan sendirinya akan memiliki satuan
m/s2 jika digunakan hukum Newton kedua :
Referensi :
1.
Alonso, Marcelo,1992. Dasar-Dasar universitas
2. Douglas,
C. Giancoli, 2001. fisika, edisi
ke-5, Jakarta : Erlangga.
E. Variabel-variabel
1. Variabel
bebas : massa
2. Variabel
terikat : waktu
3. Varabel
terkontrol : lebar plat kuning
F. Alat
dan Bahan
1. Satu
set valma ramp
2. Photogate
timer dan accesoriesnya
3. Berbagai
beban tambahan dengan massa
4. Pengait
dan benang
G. Prosedur
1. Menyusun
Valma ramp seperti tampak pada Gambar 3.1. Mengusahakan posisi Valma ramp
mendatar. Perhatikan terdapat pada kereta.
2. Mengangkat
dan menimbang kereta tersebut dengan massa tambahan sebesar 40-50 gram. Menghitung massa total kereta beserta massa
tambahan dan mencatat pada Tabel 3.1 sebagai m.
3. Mengukur
lebar efektif plat (kuning) yang ada pada kereta. Plat inilah yang akan
ditriger oleh photogate timer, mencatat lebarnya sebagai L pada Tabel 3.1
4. Menempatkan
massa 5-10 gram pada hanger. Menimbang massa totalnya sebagai ma, mencatat
dalam Tabel 3.1.
5. Menghubungkan
ma yang digantung pada ujung valma ramp menggunakan benang pada
ujung kereta ( mengusahakan horizontal).
6. Kemudian
mengatur photogate ke mode GATE. Lalu menekan tombol RESET.
7. Melepaskan
balok beroda dari ujung kiri. memberikan gaya tolakan sekecil mungkin jika
kereta tidak bergerak.
8. Mencatat
t1yaitu waktu yang diperlukan oleh plat melewati photogate pertama
dan t2 untuk photogate kedua. Mengulangi pengukuran ini minimal
sebanyak 3 kali. Mengambil rata-rata dari pengukuran rata-rata t1
dan t2. Mencatat hasilnya sebagai t1 rata-rata dan t2
rata-rata dalam tabel 3.1.
9. Mengatur
mode photogate ke mode PULSE. Tekan tombol RESET.
10. Melepaskan
kereta Sekali lagi. Mencatat waktu yang ditunjukkan oleh photogate sebagai t3,
yakni waktu yang diperlukan oleh plat untuk melewati kedua photogate timer.
Mengulangi pengukuran ini minimal sebanyak 3 kali dan mencatat rata-ratanya ke
dalam Tabel 3.1.
11. Mengubah
ma dengan memindahkan massa tambahanpada kereta ke hanger yang
tergantung (Mengusahakan m = ma tetap). Mencatat kembali m dan ma,
lalu mengulangi langkah 6-11 untuk variasi m dana minimal sebanyak 4
kali.
DATA
HASIL PENGAMATAN
PF-3
HUKUM
KE-2 NEWTON
M (gr)
|
Ma (gr)
|
t1 (s)
|
t1+t2 (s)
|
t3 (s)
|
343,4 gr
|
11
|
0,3467
|
0,7403
|
0,4657
|
PENGOLAHAN DATA PF III
HUKUM II NEWTON
A. Mencari
Nilai (M) dan (Ma) yang berubah-ubah
Ø Untuk M
M₁ = 343,4 gram = 0,3434 kg
=0,05 gram
= 0,00005 kg
=
x 100%
= 0,0145% ( 5 AP)
Ø Untuk Ma
Ma = 11 g = 0,011 kg
=
x 100% = 0,456 %( 4 AP)
Ø Mencari
Nilai t (waktu), v (kecepatan), a (percepatan), dan F (gaya)
1. Menghitung
t (waktu)
Ø Untuk
data M dan Ma
Mencari
(t1) waktu
t (s)
|
t² (s)
|
0,3467 s
0,7403 s
0,4657 s
|
0,1202 s
0,5480 s
0,2168 s
|
∑t = 1,5527 s
|
∑t² =0,885 s
|
(∑t)²= 2,4108 s
|
t =
=
= 0,5175 s
=
=
=
=
= 0,116 s
2. Menghitung
v (kecepatan)
Untuk menghitung V1
V=
=
s = 0,0483 s
=
x 0,0483
m/s
=
=
22,4 % (2 AP)
3.
Menghitung a
percepatan
= 0,2236 + 0,224
m/s2
=0,0415 m/s2
=
x 100 %
= 44,6 % ( 2AP)
4.
Menghitung Gaya (F)
Ma = 0,011 kg
Fa = Ma
g
= 0,011 x 9,8
= 0,1078 N
= 0,00049 N
= 0,45 % ( 4 AP)
B.
Tabel-tabel Hasil
Pengamatan
·
Tabel hubungan antara a
dengan Fa
(a
|
(Fa
|
(
|
( 1,078
|
·
Tabel hubungan antara a
dengan Ma
(a
|
(Ma
|
(
|
( 1,100
|
· Membuat grafik hubungan antara a dengan Fa
a (m/s2)
|
Fa (N)
|
0,09
|
0,1
|
·
Interpretasi grafik
Berdasarkan
grafik diatas hubungan antara Fa dengan a adalah berbanding terbalik.
·
Menghitung kemiringan grafik
M =
=
= 1,159
=
0,0046 + 0,0053
=
0,0114 mm
=
0,98
·
Membuat grafik hubungan
antara a dengan Ma
a (m/s2)
|
Ma (kg)
|
0,09
|
0,01
|
·
Interpretasi grafik
Berdasarkan
grafik diatas hubungan antara Ma dengan a adalah berbanding terbalik.
·
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa eksperimental hukum 2
newton yang pelajari suatu kereta pada valma ramp dibawah pengaruh gaya tetap.
Gaya yang tetap ini diperoleh dengan menggantungkan sebuah massa pemberat yang
akan digunakan untuk menarik kereta. Dengan mengubah-ubah berat pemberat kereta
dan mengukur percepatan suatu kereta. Suatu gaya total yang diberikan
menyebabkan lajunya bertambah atau gaya total itu mempunyai arah berlawanan
dengan gerak, gaya tersebut akan memperkecil benda itu. Jika arah gaya bekerja
pada arah benda yang bergerak maka arah kecepatannya akan bertambah.
· Kemungkinan kesalahan
1.
Besar kecilnya gaya tambahan
yang diberikan tidak konstan.
2.
Pemasangan photogate timer
yang tidak sempurna dikarenakan alat penempel photogate timer dengan valmaramp
rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar