NAMA/NIM : DANDI SAPUTRA HALIDI/442417041
JURUSAN/GUGUS : KIMIA/B
PROGRAM STUDI : S1 KIMIA
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
KODE/NAMA PERCOBAAN : PF-1/PENGUKURAN DASAR
KOPENTENSI : setelah melakukan
percobaan ini mahasiswa
diharapkan dapat mengenal
bagian
alat-alat ukur dan menggunakan
alat-alat
ukur tersebut dalam mengukur
besaran-besaran
fisika.
INDIKATOR : 1. Mengidentifikasi
bagian-bagian alat ukur
2.
Mengoprasikan alat ukur
3. Menentukan ketidakpastian hasil
pengukuran.
4.
Mengungkapkan hasil pengukuran.
TANGGAL PERCOBAAN :
TANGGAL MASUK LAPORAN AHIR :
KAWAN KERJA :
NAMA ASISTEN :
LAPORAN
PRAKTIKUM
PF-1
PENGUKURAN
A. JUDUL
‘’perbandingan besaran
dengan satuan dalam pengukuran’’
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
pengidentifikasian bagian – bagian alat
ukur ?
2. Bagaimana
pengoperasian alat ukur ?
3. Bagaimana
penentuan ketidakpastian hasil pengukuran ?
4. Bagaimana
pengungkapan hasil pengukuran ?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa
dapat Mengidentifikasi bagian –
bagian alat ukur
2. Mahasiswa
dapat Mengoperasikan alat ukur
3. Mahasiswa
dapat Menentukan ketidakpastian hasil pengukuran
4. Mahasiswa
dapat Mengungkapkan hasil pengukuran
D. TEORI
SINGKAT
semua
besaran fisika harus dapat diukur, atau dikuatifikasikan dalam angka-angka.
Suatu yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka bukanlah besaran fisika dan
tidak akan dapat diukur. Mengukur adalah membandingkan antara dua hal,
biasahnya salah satunya adalah suatu standar yang menjadi alat ukur. Ketika
kita mengukur jarak antara dua titik, kita membandingkan jarak dua titik
tersebut dengan suatu jarak standar panjang, misalnya panjang tongkat meteran.
Pengukuran
yang akurat merupakan bagian penting dari fisika. Tetapi tidak ada pengukuran
yang benar-benar tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap
pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda. Diantara yang
paling penting, selain kesalahan, adalah keterbatasan ketetapan setiap alat
ukur dan ketidak mampuan membaca sebuah instrument diluar batas bagian terkecil
yang ditunjukkan. Misalnya, jika anda memakai sebuah pengaris sentimeter untuk
mengukur lebar sebuah papan (Gb-1-5) hasilnya dapat dipastikan akurat sampai
0,1 cm, yaitu bagian terkecil pada pengaris tersebut. Alasanya, adalah sulit
bagi peneliti untuk memastikan suatu nilai diantara garis pembagi terkecil
tersebut.
Ketika
menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk menyatakan ketetapan, atau
perkiraan ketidakpastian, pada pengukuran tersebut. Sebagai contoh, lebar papan
tersebut dapat dituliskan sebagai 5,2 0,1 cm. hasil 0,1
cm (‘’kurang lebih 0,1 cm’’) menyatakan ketidakpastian pada pengukuran itu,
sehingga lebar sebenarnya paling mungkin berada diantara 5,1 dan 5,3 cm. persen
ketidakpastian merupakan rasio antara ketidapastian dan nilai yang terukur,
dikali dengan 100. Misalnya jika pengukuran adalah 5,2 dan ketidakpastian
sekitar 0,1 cm, persen ketidakpastian adalah 0,1/5,2 x 100=2%.
Seringkali,
ketidakpastian pada suatu nilai terukur tidak dinyatakan secara eksplisit. Pada kasus seperti ini,
ketidakpastian biasahnya dinaggap sebesar satu atau dua satuan (atau bahkan
tiga) dari digit terahir yang diberikan. Sebagai contoh, jika panjang suatu
benda dinyatakan sebagai 5,2 cm, ketidakpastian dianggap sebesar 0,1 cm (atau
mungkin 0,2 cm). dalam hal ini, adalah penting bagi anda untuk tidak menulis 5,20
cm, karena hal ini menyatakan ketidakpastian sebesar 0,01 cm, dianggap bahwa
panjang benda tersebut mungkin antara 5,19 dan 5,21 cm, sementara sebenarnya
anda menyangkan nilainya antara 5,1 dan 5,3 cm.
Jumlah
digit yang diketahui dapat diandalkan disebut jumlah angka signifikan pada
angka 23-21 dan dua pada 0,062 cm (nol pada angka pertama dan kedua hanya
merupakan ‘’pemegang tempat’’ yang menunjukkan dimana koma diletakkan). Jumlah
angka signifika mungkin tidak selalu jelas. Misalnya, ambil angka 80. Apakah
angka tersebut terdiri terdiri atas dua atau satu angka signifikan ? jika kita
katakana jarak antara dua koma kira-kira 80 km, hanya ada satu angka signifikan
(8) karena nolnya hanyalah pemegang tempat. Jika jarak tersebut 80 km dengan
ketetapan 1 tau 2 km, berarti angka 80
km tersebut memiliki dua angka penting signifikan. Jika tepat 80 km terukur
dengan angka ketidakpastian 0,1
km, kita tuliskan 80,0 km.
Ketika
melakukan pengukuran, atau perhitungan, anda harus menghindari dari keinginan
untuk menulis lebih banyak digit pada jawaban terahir dari dari jumlah digit
yang diperbolehkan. Sebagai contoh untuk menghitung luas persegi panjang dengan ukuran 11,3 cm
dan 6,8 cm, hasil perkaliannya adalah 78,84 cm2 tetapi jawaban ini
tidak jelas tidak akurat sampai 0,01 cm2, karena (dengan menggunakan
batas luar dari perkiraan ketidankpastian untuk setiap pengukuran) hasilnya
bisa diantara 11,2 x 6,7 = 75,04 cm2. Sebagai aturan umum hasil ahir
dari perkalian atau pembagian harus memiliki digitnya sebanyak digit pada angka
dengan jumlah angka signifikan terkecil yang digunakan sebanyak digit pada
angka dengan jumlah angka signifikan terkecil yang digunakan.
Sebelum
mengukur sesuatu, pertama-tama kita harus memiliki suatu satuan bagi
masing-masing besaran yang akan diukur. Untuk keperluan pengukuran terhadap
besaran dan aturan fundamental dan yang
diturunkan. Fisikawan mengenal empat besaran fundamental yang tidak bergantung
pada yang lain : panjang, massa, waktu, dan muatan listrik.
Dengan
beberapa pengecualian semua besaran lain yang sejauh ini digunakan dalam fisika
dapat dikembalikan ketempat besaran ini dengan bantuah definisi bantuan
masing-masing besaran, yang dinyatakan dalam hubungan yang melibatkan panjang ,
massa, waktu, dan muatan listrik. Dengan
perantara hubungan yang mendefinisikan ini, maka pada gilirannya satuan
semuabesaran yang ditemukan dalam satuan
keempat besaran fundamental tersebut. Kareana perjanjian akan satuan keempat
besaran fundamental ini merupakan persyaratan bagi suatu system satuan yang
selaras. Para fisikawan telah menyetujui (pada konferensi umum kesebelah bagi
berat dan ukuran yang diselengarakan diparis pada tahun 1960) untuk menggunakan
system internasional (si). Satuan dasar adalah meter, kilogram, detik dan
coulomb.
Satuan
SI diterima, terdapat system lain yang sangat digemari dalam karya ilmiah :
yaitu system cgs, dalam mana satuan panjang adalah sentimeter, satuan massa
adalah gram dan satuan waktu adalah detik. Tak ada satuan muatan listrik yang
pasti dikaitkan dengan system ini. System cgs setahap demi setahap digantikan
oleh SI dalam karya ilmiah dan praktis.
Referensi
:-https://cobaberbagi.files.wordpress.com/2010/01/fisika- dasar-pdf.
-giancoli douglas c.2001, fisika, edisi
ke-5, jilid 1. Jakarta :
erlagga.
-marcelo
Alonso.1992.dasar-dasar fisika universitas edisi
kedua.
E. VARIABEL
1. Variabel
bebas
2. Variabel
terikat
3. Variabel
kntrol
F. ALAT
DAN BAHAN
1.
Mistar
2.
Jangka sorong
3.
Mikrometer sekrup
4.
Sferometer
5.
Termometer
6.
Stopwatch
7.
Neraca mekanik
8.
Neraca pegas
9.
Barometer dan
Hygrometer
10.
Silinder
11.
Lensa konvergen
(cembung), lensa divergen (cekung) dan kaca planparel
12.
Kontainer
13.
Bandul
14.
Balok-balok, dan massa
pemberat
G. PROSEDUR
1. Menentukan
nilai skala terkecil dari (a) Mistar, (b) Jangka Sorong (c) Mikrometer sekrup,
(d) Sferometer, (e) Termometer, (f) Stopwatch, (g) Neraca pegas, (h) Neraca
mekanik, (i) Barometer, (j) Hygrometer
2. Mengukur
panjang, dan lebar meja praktikum dengan menggunakan mistar
3. Mengukur
diameter dalam, diameter luar, dan kedalaman dari silinder yang diberikan
assiten dengan menggunakan jangka sorong
4. Mengukur
tebal dari massa pemberat yang diberikan assiten dengan menggunakan micrometer
sekrup
5. Mengukur
jari-jari kelengkungan lensa-lensa yang diberikan oleh assisten dengan
menggunakan sferometer
6. Mengukur
massa dari balok-balok/massa pemberat yang diberikan assiten dengan menggunakan
neraca mekanik
7. Mengukur
berat dari balok-balok/massa pemberat yang diberikan asisten dengan menggunakan
neraca pegas
8. Mengukur
suhu air yang diberikan asisten dengan menggunakan thermometer
9. Mengukur
waktu 3 kali ayunan bandul dengan menggunakan stopwatch sebanyak 5 kali
10. Mengukur
waktu yang dibutuhkan oleh sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian
tertentu
11. Mengukur
suhu ruangan (dalam satu Fahrenheit), tekanan dan kelembaban udara dalam
laboratorium Fisika.
DATA HASIL PENGAMATAN
PF-1 (PENGUKURAN DASAR)
1.
Nilai skala terkecil
(NST)
a.
Mistar = 0,1 cm
b.
Jangka sorong = 0,05 cm
c.
Mikrometer skrup = 0,01
mm
d.
Sferometer = 0,01 mm
e.
Thermometer = 1 0C
f.
Stopwatch = 0,1 s
g.
Neraca pegas =0,1 N
h.
Neraca mekanik = 0,01
gr
i.
Barometer = 1 mbar
j.
Hygrometer = 1 mmhg
2.
Panjang buku penuntun =
34 cm
Lebar
buku penuntun = 27 cm
3.
Diameter luar = 8 cm
Diameter
dalam = 7,93 cm
Kedalaman
= 10,8 cm
4.
Ketebalan massa = 8.09
mm
5.
Lensa cekung = 1,9 mm
Lensa
cembung = 1,76 mm
6.
Neraca mekanik berdiri
= 60 gram
Neraca
mekanik duduk = 54 gram
7.
Neraca pegas = 1 N
8.
Suhu air = 31 0C
9.
Bandul = 4 s
10.
Ketinggian = 1 s
11.
Suhu ruangan =
hygrometer = skala dalam = 45 %
Skala
luar = 48 %
Barometer = skala
dalam = 792 mmhg
Skala
luar = 972 mbar
PENGOLAHAN DATA
PF-1
PENGUKURAN DASAR
1. Menghitung
Hasil Pengukuran Dalam Angka Penting
a) Menghitung
Panjang Dan Lebar Meja Praktikum
Ø Panjang
(P)
P = 34 cm = 0,34 m
ΔP = x 0,1 cm
= 0,05 cm = 0,0005
KR = x 100%
= x 100 %
= 0,147 m (4 AP)
(P ± ΔP) = (3,400 ±
0,005) 10-1 m
Ø Lebar
(L)
L = 27 cm = 0,27 m
ΔL = x 0,1 cm
= 0,05 cm = 0,0005
KR = x 100 %
= x 100 %
= 0,1851% (4 AP)
(L ± ΔL) = (2,700 ±
0,005) 10-1 m
b) Menghitung
Diameter Dalam, Diameter Luar, Dan Kedalaman Silinder
Ø Diameter
Dalam (D1)
D1 = 7,93mm = 0,0793 m
ΔD1 = x 0,05mm
= 0,025mm = 0,00025 m
KR = x 100 %
= x 100 %
= 0,315 % (4 AP)
(D1 ± ΔD1)
= (7,930 ± 0,025) . 10-2 m
Ø Diameter
Luar (D2)
D2 = 8
mm = 0,08 m
ΔD2 = x 0,05 cm
= 0,025 cm = 0,00025 m
KR = x 100 %
= x 100 %
= 0,312 %(4 AP)
(D2 ± ΔD2)
= (8,800 ± 0,025) . 10-2m
Ø Kedalaman
(h)
h = 10,8 cm = 0,108 m
Δh = x 0,05 cm
= 0,025 cm = 0,00025 m
KR = x 100 %
= x 100 %
= 0, 231 % (4 AP)
(h ± Δh) = (1,080 ± 0,002)
. 10-1 m
c) Menghitung
Tebal Massa Pemberat
Ø Tebal
massa pemberat (d)
d = 8,09
mm = 0,00809 m
Δd = x 0,01 mm
= 0,005mm = 0,000005 m
KR = x 100 %
= x 100 %
= 0,0618 % (4 AP)
(d ± Δd) = (8,090 ±
0,005) . 10-3 m
d) Menghitung
Jari-Jari Kelengkungan Massa
Ø Lensa
cembung
h1 = 1,76
mm = 0.00176 m
a = 3 cm = 0.03 m
Δh1 = x 0,01 mm = 0,005 mm = 0,000005 m
Δa =x
0,1 cm = 0,05 cm = 0,0005 m
r = = 0,001732 m
R = = 0,000152 m
=
= 0,01664 m2
ΔR = x R1
= 0,00000253 m2
KR = x 100 %
= x
100 %
= 1,6644% (3 AP)
(R1 ± ΔR1)
= (1,52 ± 2,53) x 10-6 m2
Ø Lensa
cekung
h2 = 1,9 mm = 0,0019 m
a = 3 cm = 0,03 m
Δh2 = x 0,01 mm = 0,005 mm = 0,000005 m
Δa = x
0,1 cm = 0,05 cm = 0,0005 m
r = = 0,001732 m
R = = 0,0001518 m2
=
= 0.00167 m2
ΔR = x R2
= 0,0000002535 m2
KR = x 100 %
= %
= 0,167% (4 AP)
Ø (R2
± ΔR2) = (1,518±0,253 ) 10-6 m
e) Menghitung
Massa Pemberat
Ø Diukur
dengan neraca duduk
m = 54
g = 0,054 kg
Δm = x 0,01
= 0,005 g = 0,000005 kg
KR = x 100 %
= x 100 %
= 0,0093 % (5 AP)
(m ± Δm) = (5,4000 ±
0,0005) x 10-2kg
Ø Diukur
dengan neraca berdiri
m = 60
gr = 0,06 kg
Δm = x 0,01
= 0,005 g = 0,000005 kg
KR = x 100 %
= x 100 %
= 0,00833 % (5 AP)
(m ± Δm) = (6,0000 ±
0,0005) x 10-2kg
f) Menghitung
Berat
Ø Berat
(W)
W = 1 N =1000 gr =1 kg
ΔW = x 0,1 N
= 0,05 N = 0,05 kg
KR = x 100 %
= x 100 %
= 5 % (3 AP)
(W ± ΔW) = (1,00 ± 0,05
) 10 kg
g) Menghitung
Suhu Air
Ø Suhu
air (T)
T = 31 0C
ΔT = x 10C
= 0,5 0C
KR = x 100 %
= x 100 %
= 1,612% (3 AP)
(T ± ΔT) = (3,10 ± 0,05)
10 0C
h) Menghitung
Ayunan Bandul Dalam 3 Kali Ayunan
Ø Waktu
5 kali ayunan
t (s)
|
t2(s)
|
4,23
s
4,05
s
4,14
s
4,08
s
4,36
s
|
17,8929
s
16,4025
s
17,1396
s
16,6464
s
19,0096
s
|
Σt
= 20,86 s
|
(Σt2)
= 87,091 s
|
(Σt)2
= 435,1396 s
|
t = = 4,172 s
Δt = =
= 0,0561 s
KR = x 100 % = x 100 %
= 1,344 % (3
AP)
(t ± Δt) = (4,17 ± 0,05
) x 10 s
i) Menghitung
waktu yang diperlukan oleh benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu
t (s)
|
t2(s)
|
1,01
s
1,02
s
0,58
s
|
1,0201
s
1,0404
s
0,3364
s
|
Σt
= 2,61 s
|
(Σt2)
= 2,3969 s
|
(Σt)2
= 6,8121 s
|
t = = = 0,87 s
Δt = =
= 0,144 s
KR = x 100 % = x 100 %
= 16,57 % (2
AP)
(t ± Δt) =
(8,7 ± 1,4) x 10-1s
j) Menghitung
Tekanan (P) Dan Kelembaban Udara (H)
Ø Tekanan
(P)
·skala
luar
P = 972 mbar
ΔP = x 1 mbar
= 0,5 mbar
KR = x 100 % = x 100 %
= 0.0514 % (4 AP)
(P ± ΔP) = (9,720 ± 0,005
) 102 mbar
·skala
dalam
P = 729 mmgh
ΔP = x 1 mmhg
= 0,5 mmgh
KR = x 100 % = x 100 %
= 0,068 %
(4 AP)
(P ± ΔP) = (7,290
± 0,005 ) 102 mmgh
Ø Kelembaban
(H)
·Skala
dalam
H = 45 %
ΔH = x 5%
= 2,5 %
KR = x 100 % = x 100 %
= 5,5 % (2
AP)
(H ± ΔH) = (4,5 ±
2,5 )101 %
·Skala
luar
H =48 0C
ΔH = x 20C
= 1 0C
KR = x 100 % = x 100 %
= 2,08 %
(3 AP)
(H ± ΔH) = (4,80
± 0,10 ) 101 0C
k) Menghitung
Luas buku Praktikum
P
= 34 cm = 0,34 m
L
= 27 cm = 0,27 m
A
= P x L = 0,34 x 0,27 =0,0918 m
ΔP
= ½ x 0,1 cm= 0,05 cm = 0,0005 m
ΔL
= ½ x 0,1 cm= 0,05 cm = 0,0005 m
= =
0,00237
m2
ΔA
= x A =
= 0,00022 m2
KR = x 100 % = x 100 %
=0,239% (4 AP)
(A ± ΔA) = (9,180 ± 0,022 ) m2
l) Menghitung
volume massa silinder
Ø Volume
dalam
D1
= 0,0793 m
R1
= ½ x 0,0793
= 0,03965 m
D2
=0,08 m
R2
= ½ x 0,08
= 0,04 m
V
= πr2
= π (R22
– R12)
= 3,14
(0,0016 – 0,001572)
= 0,003452 m2
ΔR1
= = = 0,0886 m3
ΔR2
= =
= 0,0894 m3
= + +
+ +
=142,43 m2
ΔV = x V = 142,43 x 0,000034
= 0,05 m2
KR
= X
100%=X
100%
=14,70 % (2 AP)
(V ± ΔV) = (3,4 ± 0,5 ) x 10-5
m3
m) Kesimpulan
-Pengukuran
adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya
dengan besaran acuan atau besaran standar nasional maupun internasional.
-pengukuran berpotensi menimbulkan ketidakpastian, yang
menggambarkan hasil pengukuran yang kurang baik. Usahakan mengukur sedemikian
dan menekan angka ketidakpastian.
-angka
penting merupakan angka yang diperhitungkan dalam pengukuran. Salah satu aturan
angka penting : semua angka bukan nol adalah angka penting.
n) Kemungkinan
kesalahan:
1. Kesalahan
pada skala atau NST dari alat ukur yang dapat berubah atau bergeser karena
dipengaruhi oleh lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar