BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Judul
:
Pemisahan dan
Pemurnian
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemisahan zat-zat padat dari zat
cair dengan cara penyaringan?
2. Bagaimana pemurnian melalui proses
destilasi?
C.
Tujuan
1. Mahasiswa dapat memisahkan zat-zat padat dari zat
cair dengan cara penyaringan.
2. Mahasiswa dapat memurnikan zat padat dengan cara
destilasi.
D.
Manfaat
Agar
praktikan dapat memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara penyaringan
dan dapat memurnikan memurnikan zat padat dengan cara destilasi.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
Kebanyakan
materi terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa campuran dari berbagai
komponen, contohnya tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam
wujud padat, cair, atau gas.Udara yang kita hirup setiap hari mengandung
berbagai macam unsur dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, dan sebagainya.Demikian
juga air yang kita gunakan sehari- hari bukanlah air murni, melainkan
mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair,atau padatan. Untuk memperoleh
zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya, contohnya untuk
mendapatkan air suling (aquades) kita harus menyulingnya dari air sumur atau
sungai.Untuk memperoleh minyak goreng kita harus memisahkannya dari buah kelapa
atau biji jagung.
Cara
atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat campuran
yang terkandung di dalamnya.Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya
pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan.Saringan bermacam-macam, mulai
dari porinya yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput
semipermeabel.Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari
pelarut.Selaput semipermeabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari
pelarutnya (Syukri, 1999: 15).
Dalam
melakukan pemisahan dan pemurnian diperlukan pengetahuan dan keterampilan.
Terutama jika harus memisahkan komponen dengan kadar yang sangat kecil. Untuk
tujuan itu dalam ilmu kimia telah dikembangkan berbagaicara pemisahan. Dari
pemisahan sederhana yang sering dilakukan sehari-hari sampai metode pemisahan
dan pemurnian yang kompleks atau tidak sederhana (Bahti, 1998 : 109).
Pemisahan
berhubungan dengan campuran.Campuran adalah satu contoh materi yang tidak
murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa.Campuran dapat berupa
campuran homogen dan heterogen.Campuran homgen (larutan) adalah campuran
unsur-unsur dan atau senyawa yang mempunyai susunan seragam.Selain itu, juga
merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya berubah
merata sehingga membentuk satu fase. Campuran homogen mempunyai komposisi yang
sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh
cairan. Sedangkan campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya
dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan
yang tidak merata antar dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan
komponen yang satu dengan yang lain tidak sama. Campuran heterogen memiliki dau
fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam (Petrucci, 1987 : 80).
Campuran
homogen seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan saringan, karena
partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring dan selaput semipermeabel.
Campuran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu destilasi,
ekstraksi, dan kromatografi (Syukri, 1999: 16).
Campuran
dapat dipisahkan dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode-metode
tersebut yaitu pengayakan, penyaringan, sentrifugasi, evaporasi, pemisahan
campuran menggunakan magnet, sublimasi, destilasi, corong pisah, dan
kromatografi (Mikarjudin, 2007 : 195).
Karena
perbedaan keadaan agregasi (penampilan materi) sangat mempengaruhi metode
pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka dapat dibedakan menjadi :
a. Memisahkan
zat padat dari suspensi
Suspensi
adalah sistem yang mengandung partikel sangat kecil, setengah padat, atau
cairan.
-
Penyaringan (filtrasi)
Proses
ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar
endapan dan medium penyaring secara e0uu[-kuantitatif
bebas dari larutan.
b. Memisahkan
zat padat dari larutan
Pada
penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat
terlarut.Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai yang lebih tinggi
daripada pelarutnya.
-
Kristalisasi
Kristalisasi
adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal.Hal itu
terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan.Apabila larutan tidak
cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapa, kemudian
dilanjutkan dengan pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih
murni karena komponen larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tiadk ikut
mengkristal (Pramono, 2012).
c. Memisahkan
campuran zat cair.
-
Destilasi
Dasar pemisahan
dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika
campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
terlebih dahulu. Kita dapat mengembunkan komponen demi komponen secara
bertahap, dengan menghadirkan uap ketabung pendingin.Contohnya, memisahkan
campurn air dan alkohol.Titik didih air dan alkohol masing-masing 100⁰C
dan 78⁰C. Jika campuran dipanaskan sekitar 78⁰C,
maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam
pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol murni (Syukri, 1999: 20).
-
Dekantansi
(Pengendapan)
Dekantasi
(pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan zat
lain. Cara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada
pada lapisan bagian bawah atau mengendap. Selain itu, zat terlarut (yang akan
dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari
larutan (Bahti, 1998 : 115).
d. Rekristalisasi
dan Penyulingan
Rekristalisasi
adalah proses pertumbuhan Kristal-kristal baru dari Kristal-kristal sebelumnya
yang telah mengalami deformasi. Proses rekristalisasi membutuhkan pergerakan
dan penyusunan kembali atom-atom. Penyusunan kembali untuk rekristalisasi ini
lebih mudah terjadi pada suhu tinggi.Destilasi dan penyulingan adalah suatu
metode pemisahan bahan kiia berdasarkan perbedaan kecepatan dan kemudahan
menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kiia yang
berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat didihnya
menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan, zat yang
memiliki titk didh yang rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini
termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suhu suatu larutan, masing-masing komponen
akan menguap pada titik didihnya (Partana, 2008).
e. Ekstraksi
Pemisahan
campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan kelarutan komponen dalam
pelarut yang berbeda. Campuran dua komponen (misalkan a dan b) dimasukkan
kedalam pelarut x dan y. Syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur,
seperti air dan minyak.Semuanya dimasukkan dalam corong pisah dan dikocok agar
bercmpur sempurna dan kemudian didalamnya didiamkan sampai pelarut x dan y
memisah kembali. Kini zat a dan b berada dalam kedua pelarut x dan y, tetapi
perbandingannya tidak sama. Misalkan a lebih banyak larut di x, sedangkan b
lebih banyak di y. Maka a dan b telah terpisah walau tidak sempurna.Kedua
pelarut dapat dipisahkan dengan membukanya kran corong perlahan-lahan dan
ditampung dalam bejana yang bersih. Jumlah b dalam x dapat dikurangi dengan
menambahkan y sehingga b lebih ditarik lebih banyak ke y. Demikian juga untuk
menarik a dari pelarut y dengan menambahkan pelarut x. Jika hal ini dilakukan
berulang-ulang maka a dan b akan terpisah makin sempurna (Syukri, 1999: 17).
f. Kromatografi
Kromatografi
adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik padat, cair, maupun
gas. Cara ini dipakai jika campuran
tidak dapat dipisahkan dengan cara yang lain. Dasar kromatografi adalah
perbedaan gaya atau daya serap suatu zat dengan zat lainnya (Syukri, 1999: 17).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Tempat
dan Waktu
Tempat
pelaksanaan praktikum di laboratorium kimia B, lantai 2 fakultaltas MIPA,
Universitas Negeri Gorontalo. Pukul 13.00-15.00 WITA. Pada hari rabu, tanggal 1
November 2017 .
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
No
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Kategori
|
Fungsi
|
1
|
Gelas kimia
|
I
|
Digunakan sebagai wadah dari suatu
larutan
|
|
2
|
Cawan penguapan
|
I
|
Sebagai
wadah untuk menguapkan larutan
|
|
3
|
Gelas ukur
|
I
|
Sebagai tempat mengukur volume larutan
|
|
4
|
Corong
|
I
|
Digunakan sebagai wadah untuk
penyaringan dari suatu
larutan
|
|
5
|
Batang Pengaduk
|
I
|
Digunakan untuk
mengaduk cairan
|
6
|
Penangas Listrik
|
II
|
Berfungsi
untuk memanaskan bahan yang akan di uji coba
|
|
7
|
Erlenmeyer
|
I
|
Digunakan
untuk proses titrasi untuk menampung larutan yang akan di titrasi
|
|
8
|
Spatula
|
I
|
-Untuk
mengambil bahan kimia dalam bentuk padatan.
-Digunakan
untuk mengaduk dalam pembuatan larutan kecuali larutan asam.
|
|
9
|
Mortal
dan Alu
|
I
|
Berfungsi
untuk menggerus dan menghaluskan suatu zat
|
2. Bahan
No.
|
Nama
Bahan
|
Kategori
|
Sifat Fisik
|
Sifat Kimia
|
1
|
Garam
dapur
|
Umum
|
-Mudah
hancur
-Larut
dalam air
-Tidak
bisa melewati selaput semipermeabel
|
-pH
netral
-Merupakan
elektron kuat,karena terionisasi pada air
|
2
|
Kapur
Tulis
|
Umum
|
Tidak
mudah hancur
|
Tidak
larut dalam air
|
3
|
Aquades
|
Umum
|
-Tak
berwarna
-Titik
didih 100 oC
-Titik
Beku 0 oC
|
-Tidak
mudah terbakar
-Pelarut
banyak jenis zat
|
4
|
Pasir
|
Umum
|
Berbentuk
butiran butiran kasar
|
Tidak
dapat larut dalam air
|
5
|
Naftalen
|
Khusus
|
-Bahan
keras
-Berwarna
putih
-Berbau
khas
|
-Uapnya
mudah terbakar
-Berbentuk
dua cincin yang bersatu
|
6
|
Kertas
saring
|
Umum
|
Bersifat
kuat
|
Dapat
larut dalam pelarut organik miaslnya
CCl4
|
3. Prosedur
Kerja
1. Proses
dekantasi pasir dan air
Pasir ±1 spatula
|
|
2. Proses
filtrasi (penyaringan)
Memasukkan bubuk kapur tulis
kedalam gelas kimia yang berisi air
Mengaduk
Menyiapkan corong dan kertas
saring
Menyaring
|
|||
|
|||
3. Proses
kristalisasi
4. Proses
kristalisasi
|
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1
|
Dekantasi:
- Mencampurkan ±
1 sendok pasir dengan 50 ml aquadest lalu diaduk.
- Mendiamkan
larutan pasir.
- Menuangkan
larutan bagian atas.
|
- Warna aquades
berubah menjadi keruh atau berwarna coklat.
- Pasir
mengendap di gelas kimia karena tidak tercampur dengan aquadest.
- Larutan
berwarna coklat dan keruh.
|
2
|
Filitrasi:
- Melarutkan 1
sendok kapur yang sudah dihaluskan kedalam gelas kimia.
- Mencampurkan dengan aquades.
- Menyaring larutan
kedalam erlenmeyer dengan menggunakan corong.
|
- Kapur
berbentuk padatan.
- Wrna aquades
menjadi putih susu karena kapur sebagian tercampur dengan aquades.
- Warna aqudes
menjadi bening dan ada kapur yang tertinggal didalam kertas saring.
|
3
|
Kristalisasi:
- Memasukan 1
sendok garam kedalam gelas kimia lalumencampurkan 25 ml larutan aquades lalu
diaduk.
- Menyaring
larutan garam dengan menggunakan tissue dan corong.
- Meletakan larutan garam dicawan penguapan
dan diletakan di penangas.
|
- Larutan garam
menjadi keruh.
- Larutan garam
menjadi bening.
- Larutan
menjadi kristal.
|
4
|
Sublimasi:
- Menghaluskan 2
butir naftalen.
- Memasukan
kecawan penguapan.Meletakan keatas penangas listrik dan ditutup dengan kertas
saring pada ujung corong tersebut.
|
- Naftalen berbentuk
padatan.
- Naftalen yang
menguap menempel dikertas saring dalam bentuk kristal.
|
B.
Pembahasan
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan
untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian
dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh
zat lain. Teknik pemisahan dan pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar
atau mengalami pencampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
penyaringan, kristalisasi, dekantasi, absorpsi, sublimasi, ekstraksi, dan
sebagainya.
1.
Proses dekantasi pada pasir dan air
Dekantasi
merupakan cara pemisahan zat padat yang tidak larut dalam air dengan cara
diendapkan. Pada percobaan kali ini, digunakan pasir dan air untuk mengetaui
proses dekantasi. Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu
memasukkan ± 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia yang telah terisi air sebanyak
80 ml. Kemudian pasir dan air diaduk secara merata.Setelah diaduk, terlihat
bahwa pasir tidak larut dalam air dan mengendap di dasar gelas.Lalu menuangkan
larutan bagian atasnya untuk dipisahkan dari pasir yang mengendap di dasar
gelas kimia. Pada percobaan ini bekerja prinsip Archimedes dimana massa jenis
pasir lebih besar daripada massa jenis air sehingga pasir tenggelam atau
mengendap di dasar gelas kimia. Hasil
dari proses dekantasi ini adalah filtrate berupa air keruh dan residu berupa
pasir yang tidak mengalami perubahan bentuk. Pemisahan dengan cara dekantasi
ini belum dapat memisahkan larutan dengan baik sebab pada larutan bagian atas tadi
yang dipisahkan dari endapan pasir masih terdapat kristal-kristal pasir.
Sehingga air hasil pemisahan ini tidak jernih seperti sebelum pencampuran,
melainkan menjadi keruh.Reaksi persamaannya adalah:
2H2O(aq) + SiO4(s) Si(OH)4(l)
2.
Proses filtrasi (penyaringan)
Filtrasi adalah
proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan berpori yang
hanya dapat dilalui oleh cairan.
Penyaringan biasanya menggunakan kertas daring yaitu kertas yang porinya
relative kecil sehingga dapat menahan partikel suspense.Pada percobaan kali
ini, digunakan bubuk kapur tulis (CaCO3) dan air.Langkah pertama
yang dilakukan yaitu dengan memasukkan ± 1 sendok bubuk kapur tulis ke dalam
air sebanyak 80 ml. kemudian diaduk, setelah diaduk dilakukan penyaringan dengan
menggunakan corong dan kertas saring.Hasil dari percobaan ini yaitu bubuk kapur
tulis sebagai residunya dan air jernih sebagai filtratnya.Hal ini terjadi
karena air dan kapur tulis bersifat heterogen saat dicampurkan, penyaringan
pada CaCO3 bertujuan untuk mendapatkan hasil pemisahan antara
keduanya.Hasilnya yaitu kapur yang mengendap pada kertas saring dan air yang
menjadi jernih dari sebelum penyaringan.Hal ini terjadi karena semua komponen
yang berupa padatan dan campuran kapur tulis dan air telah tersaring dan
mengendap pada kertas saring sedangkan air berupa cairan.
Persamaan
pada percobaan ini:
CaCO3(s) + H2O(aq) Ca(OH)2 + CO2
3.
Proses kristalisasi
Cara pemisahan
ini dilakukan dengan cara penguapan, pemisahan dengan cara penguapan ini
bertujuan untuk memisahkan air dan garam, sehingga bahan yang digunakan adalah
air dan garam dapur. Langkan pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah
memasukkan air sebanyak 25 ml ke dalam gelas kimia.Kemudian memasukkan garam
dapur ke dalam gelas kimia yang telah berisi air tadi, kemudian diaduk hingga
merata. Sebagian garam dapur yang dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi
air larut dan bersifat homogen dengan air dengan diberi perlakuan yang dapat
mempercepat proses pelarutan yaitu dengan mengaduknya. Sedangkan sebagian garam
yang lain tidak larut dalam air karena larutan telah menjadi jenuh. Kemudian
dilakukan penyaringan dengan menggunakan corong dan kertas saring. Setelah
penyaringan, filtrat yang didapatkan yaitu larutan garam yang selanjutnya akan
diuapkan. Walaupun hasil penyaringan menjadi jernih kembali seperti sebelum
dilakukan pencampuran, namun karena garam larut dalam air, maka dalam larutan
tersebut masih terdapat partikel garam yang tidak tersaring oleh kertas saring.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penguapan dengan menggunakan cawan penguapan
dan heater mantel sampai terbentuk kembali kristal NaCl (kristal garam murni).
Persamaan
reaksi pada percobaan ini:
NaCl(s) + H2O(aq) NaOH(g)
+ HCl(s)
4. Proses
sublimasi
Sublimasi
merupakan teknik pemisahan dan pemurnian dari suatu zat dari campurannya dengan
jalan memanaskan campuran sehingga dihasilakan sublimat.Langkah pertama yang
dilakukan pada percobaan ini yaitu memasukkan bubuk naftalenke dalam gelas
kimia yang telah berisi air sebanyak 25 ml.Naftalen diberi perlakuan berupa
pengadukan untuk mempercepat proses pelarutan naftalen dalam air. Hasilnya
yaitu campuran homogen yang berwarna biru.Setelah naftalen larut dalam air,
larutan ini kemudian dimasukan kedalam cawan penguapan.Kemudian ditutu dengan
kertas saring,diatas kertas saring ditutup lagi dengan corong dan leher corong
tersebut disumbat dengan tissue.Setelah itu diletakan di atas penangas
listrik.Hasil dari percobaan ini naftalen berbentuk padatan dan dan menguap
serta menempel pada kertas saring membentuk kristal.Persamaan reaksi dari
percobaan in adalah:
C10H8(S)
+ H2O(aq) 10Co2(g) + 24H2(g)
Daftar Pustaka
Bahti, Hasan H. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika.
Bandung: ITB.
Mikarjudin. 2007. Kimia Dasar. Jakarta: Esis.
Partana,
Fajar. 2008. Pemisahan dan Pemurnian Larutan. http://fajarpartana.blogspot.co.id
(diakses 1 November 2016).
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia Dasar Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Pramono.
2012. Percobaan II. http://pramono.staff.uns.ac.id/percobaanII.pdf
(diakses 27 Oktober 2016).
Syukri.
1999. Kimia Dasar I. Bandung: ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar