BAB I
PENDAHULUAN
1. Judul :
Perubahan Kimia
2. Rumusan Masalah :
- Bagaimana gejala terjadinya reaksi kimia?
- Bagaimana cara menuliskan persamaan reaksi kimia?
3. Tujuan :
- Mahasiswa dapat Mengamati gejala terjadinya reaksi kimia
- Mahasiswa dapat Menuliskan persamaan reaksi kimia
4. Manfaat :
- Agar memahami gejala terjadinya reaksi kimia
- Agar memahami cara menuliskan persamaan reaksi kimia
BAB
II
KAJIAN
TEORI
Perubahan
kimia yang disertai pengeluaran energi disebut reaksi eksoterm. Energi yang
dikeluarkan dapat berupa energi panas, listrik, cahaya, dll. Sedangkan
perubahan kimia yang disertai penyerapan energi disebut reaksi endoterm. Pada
perubahan kimia dihasilkan satu atau lebih materi yang berbeda dari sebelumnya
(Prabawa, 1997:5-6).
Perubahan kimia
disebut reaksi. Reaksi kimia terjadi ketika zat-zat pereaksi dicampurkan dalam
satu wadah. Namun tidak setiap campuran disertai dengan reaksi kimia.
Kadang-kadang tidak mudah untuk mengetahui apakah suatu reaksi kimia terjadi
atau tidak. Meskipun demikian, pada umumnya reaksi kimia disertai dengan suatu
perubahan yang dapat diamati. Ciri-ciri terjadinya reaksi kimia yaitu
terjadinya perubahan warna, suhu, pembentukkan endapan dan pembentukkan gas
(Purba, 2006:79).
Suatu reaksi
kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul-molekul zat yang
bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan kembali dari atom-atom tersebut
dalam kombinasi molekul yang baru. Dengan kata lain, timbul zat kimia baru dan
zat kimia yang lama akan hilang tetapi atom-atomnya tetap sama (Djojodihardjo,
1987:103).
Reaksi kimia
menggabungkan unsure-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa menghasilkan
unsur-unsurnya dan transportasi mengubah senyawa yang ada menjadi senyawa baru.
Oleh karena itu, atom tidak dapat dimusnahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah
atom (mol atom) dan setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
Kekuatan materi dalam perubahan kimia ini terlihat dari persamaan kimia yang
seimbang untuk proses reaksi tersebut. Berdasarkan kesetaraan reaksi, ada
reaksi stoikiometri dan pereaksi pembatas (Oxtoby, 1998:42).
Reaksi kimia
adalah proses yang mengonservasi sekelompok zat yang disebut reaktan menjadi
kelompok zat baru yang dinamakan produk. Dengan kata lain, reaksi kimia adalah
reaksi yang menghasilkan perubahan kimia. Memang dalam banyak kasus, tidak ada
yang terjadi ketika sejumlah zat dicampur masing-masing mempertahankan
komposisi dan zat aslinya. Kita memerlukan bukti sebelum kita dapat mengatakan
bahwa suatu reaksi telah terjadi. Beberapa jenis bukti fisik yang diperlukan
adalah sebagai berikut:
-
Perubahan warna
-
Evolusi gas
-
Penyerapan kalor
-
Pembentukkan padatan pada
larutan jenuh
Meskipun pengamatan ini biasanya
menandakan bahwa reaksi telah terjadi, bukti kuat masih memerlukan analisis
kimia terperinci dari campuran reaksi untuk mengidentifikasi semua zat yang ada
(Petrucci, 2007:108).
Dalam reaksi oksidasi reduksi atau
redoks, electron berpindah diantara spesies-spesies yang bereaksi sewaktu
mereka berkombinasi membentuk produk. Pertukaran ini sebagai perubahan bilangan
oksidasi reaktan. Semula, istilah oksidasi hanya merujuk kepada reaksi dengan
oksigen. Sekarang istilah ini digunakan untuk menjelaskan setiap proses yang
bilangan oksidasi spesiesnya meningkat meskipun oksigen tidak terlibat (Oxtoby,
2001:163)
Pada reaksi redoks, hilangnya
electron dari suatu zat disebut oksidasi, sedangkan penambahan electron suatu
zat lain disebut reduksi. Karena transfer electron memerlukan penyumbang dan
penerima electron, maka oksidasi dan reduksi selalu terjadi secara bersama-sama
(Campbell ,
2008:176).
Elektrokimia adalah reaksi redoks
dimana dalam reaksi ini energi yang dilepaskan oleh reaksi spontan diubah
menjadi listrik atau dimana energi listrik digunakan agar reaksi yang spontan
bisa terjadi (Chang, 2002:194)
Menurut Sunarya (2010:47-50), pada
umumnya reaksi-reaksi kimia digolongkan menurut jenisnya sebagai berikut:
a.
Reaksi Penggabungan
Reaksi penggabungan yaitu reaksi
dimana 2 buah zat digabung membentuk zat
ketiga. Kasus paling sederhana adalah jika 2 unsur bereaksi membentuk
senyawa.
b.
Reaksi Penguraian
Reaksi penguraian yaitu suatu reaksi
senyawa tunggal membentuk 2 atau lebih zat baru. Biasanya reaksi ini
berlangsung dalam suhu tinggi. Beberapa senyawa yang dapat terurai dengan
menaikkan suhu misalkan KClO3.
c.
Reaksi Pendesakkan atau
Pergantian
Reaksi pendesakkan atau pergantian
yaitu suatu reaksi dimana suatu unsur bereaksi dengan suatu senyawa
menggantikan unsur yang terdapat dalam senyawa itu.
d.
Reaksi Metalesis (Pembentukkan
Ganda)
Reaksi metalesis yaitu reaksi yang
melibatkan pertukaran bagian dari pereaksi. Jika pereaksi adalah senyawa ionik
dalam bentuk cairan, maka bagian yang bertukaran adalah kation dan anion dari
senyawa tersebut. Misalnya, Kalium Iodida yang tidak berwarna. Ion-ion didalam
larutan akan bereaksi membentuk endapan berwarna kuning dari senyawa Timbal(II)
Iodida.
e.
Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran yaitu reaksi suatu
zat dengan oksigen, biasanya bereaksi cepat disertai pelepasan kalor membentuk
nyala api.
Suatu reaksi dalam larutan tidak
selalu dilihat dengan terbentuk endapan. Dalam beberapa reaksi terbentuk gas,
kadang-kadang yang terjadi hanya perubahan warna dan bahkan ada yang
kelihatannya tidak terjadi perubahan sama sekali. Hal ini dikarenakan semua
reaktan dan hasil reaksi dalam air tidak berwarna (Brady, 1994:118).
Dalam mencari bilangan oksidasi semua
unsur dalam suatu reaksi, serta dapat mengetahui reaksi tersebut redoks serta
menentukkan unsur yang teroksidasi dan tereduksi. Contoh:
a.
2Na + Cl2 → 2NaCl
Biloks Na = 0 ke +1 (Oksidasi)
Biloks Cl = 0 ke -1 (Reduksi)
b.
NaS + CaCl2 →
CaS + 2HCl
Bilangan oksidasi semua unsur tetap
Jadi, a dan b adalah reaksi redoks dan reaksi metethesis
(Syukri, 1999:112).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
1. Tempat
dan Waktu
a.
Tempat : Laboratorium
Kimia B, Fakultas Matematika dan IPA, UNG.
b.
Waktu : Senin,
23 Oktober 2017. Pukul 10.00-12.00 WITA.
2. Alat dan
Bahan
a.
Alat
NO
|
Nama Alat
|
Kategori
|
Gambar alat
|
Fungsi Alat
|
1
|
Gelas Kimia
|
I
|
|
Untuk mengukur volume larutan ataupun bahan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi.
|
2
|
Gelas Ukur
|
I
|
|
Sebagai alat ukur volume cairan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi.
|
3
|
Tabung Reaksi
|
I
|
|
Sebagai tempat untuk menampung, mencampur atau memanaskan sejumlah
kecil bahan kimia padat atau cair.
|
4
|
Rak Tabung Reaksi
|
I
|
|
Sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.
|
5
|
Pipet Tetes
|
I
|
|
Untuk mengambil cairan dalam skala kecil.
|
6
|
Spatula
|
I
|
|
Untuk mengaduk dalam pembuatan larutan kecuali larutan asam dan
digunakan untuk mengambil bahan kimia.
|
b.
Bahan
NO
|
Nama Bahan
|
Kategori
|
Sifat Fisik
|
Sifat Kimia
|
1
|
Serbuk Mg
(Magnesium)
|
Khusus
|
-
Padat
-
Ringan
-
Berwarna putih kepekatan
-
Bersifat asam
-
Titik Didih 1091̊ C
-
Titik Leleh 650̊ C
|
-
Mudah terbakar
-
Dapat merusak dan mengikis
jaringan biologis bila tersentuh
|
2
|
Larutan HCl
(Asam Klorida)
|
Khusus
|
-
Cair
-
Tidak berwarna
-
Energi Ionisasi 1250 kJ/mol
|
-
Dapat larut dalam air
-
Racun bagi pernapasan
|
3
|
Larutan H2SO4
(Asam Sulfat)
|
Khusus
|
-
Cair
-
Tidak berwarna
-
Asam Kuat
-
Titik Didih 270 ̊ C
|
-
Larut dalam alkohol
-
Mudah larut dalam air dingin
|
4
|
Larutan CH3COOH
(Asam Asetat/Cuka)
|
Umum
|
-
Cair
-
Tidak berwarna
-
Bersifat asam
-
Berat molekul 60,053 gr/mol
-
Titik didih 1 atm 117,9 ̊ C
-
Titik leleh 1 atm 16,6 ̊ C
|
-
Mudah terbakar
-
Dapat menyebabkan luka bakar
yang parah
-
Dapat menyebabkan iritasi
pada mata
|
5
|
Larutan KMnO4
|
Khusus
|
-
Cair
-
Berwarna ungu kepekatan
-
Berbau
-
Berat molekul 158,039 g/mol
|
-
Mudah larut dalam air dingi
dan panas
-
Tidak mudah terbakar
-
Berbahaya jika terjadi kontak
dengan kulit dan mata
|
6
|
Larutan H2C2O4
|
Khusus
|
-
Cair
-
Berwarna putih bening
-
Titik nyala 166 ̊ C
|
-
Beracun
-
Dapat menyebabkan iritasi
|
7
|
Paku
|
Umum
|
-
Padat
-
Berwarna abu-abu keperakan
-
Ujung yang runcing
|
-
Mudah berkarat
-
Tidak mudah terbakar
|
8
|
Kapas
|
Umum
|
-
Padat
-
Berwarna putih
-
Lembut
-
Memiliki serat
|
-
Dapat menyatu dengan zat
warna
|
3. Prosedur Kerja
Perconaan 1
Percobaan II
Percobaan
III
PercobaanIV
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1
|
Mengambil serbuk Mg secukupnya dan memasukan kedalam HCl yang telah
berada didalam tabung reaksi dan mengamati hasil percobaan
|
- Adanya gelembung yang banyak
- Serbuk Mg larut
|
2
|
Mengambil serbuk Mg secukupnya dan memasukan kedalam H2SO4
yang telah berada dalam tabung reaksi dan mengamati hasil reaksi.
|
- Adanya gelembung yang banyak
- Serbuk Mg sukar larut.
|
3
|
Mengambil paku kemudian balut dengan kapas dan meneteskan cuka secukupnya
secara perlahan sampai basah dan mendiamkan ± 60 menit.
|
- Terjadi perkaratan pada paku yang tidak berbalut kapas.
|
4
|
Mengambil larutan H2C2O4 secukupnya dengan menggunakan pipet
tetes dan dimasukan kedalam larutan KMnO4 yang telah berada
didalam tabung reaksi dan amati 20 – 30 menit.
|
- Terjadi perubahan warna dari warna ungu menjadi
bening pada menit ke 17.
|
2. Pembahasan
a.
Serbuk Mg (Magnesium) dengan larutan
HCl
Serbuk Mg yang dilarutkan dengan
larutan HCl mengalami pengendapan didasar tabung reaksi dan terjadi
pembentukkan gelembung-gelembung kecil. Persamaan reaksi Serbuk Mg (Magnesium)
yang dilarutkan dalam larutan HCl sebagai berikut:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + 2H2(g)
Gambar 1
Gambar 2
(Pereaksi) (Hasil
reaksi)
b.
Serbuk Mg (Magnesium) dengan larutan
H2SO4
Sama seperti HCl, Serbuk Mg yang
dilarutkan dengan larutan H2SO4 mengalami
pengendapan didasar tabung reaksi dan terjadi pembentukkan gelembung-gelembung
kecil. Persamaan reaksi Serbuk Mg (Magnesium) yang dilarutkan dalam larutan
H2SO4 sebagai berikut:
Mg(s) + H2SO4(aq) → MgSO4(aq) + H2(g)
Gambar 1 Gambar 2
(Pereaksi) (Hasil reaksi)
c.
Larutan KMnO4
dengan larutan H2C2O4
Larutan KMnO4 yang
dilarutkan dengan larutan H2C2O4
mengalami perubahan warna dari ungu kepekatan menjadi bening. Persamaan reaksi
larutan KMnO4 yang dilarutkan dalam larutan H2C2O4
sebagai berikut:
5H2C2O4(aq) +
2KMnO4(aq) 2KMnO4(aq) +
8CO2(g) + Mn2O3(g) + K2O(g)
+ 4H2O(l)
Gambar 1 Gambar 2
(Pereaksi) (Hasil reaksi)
d.
Paku (Fe) dengan larutan CH3COOH
Pada saat paku (Fe) yang dibalut
dengan menggunakan kapas kemudian dibasahi oleh larutan CH3COOH
mengalami proses perkaratan/korosi dikarenakan paku (Fe) mengalami oksidasi
sedangkan oksigen di udara mengalami reduksi sehingga mempercepat proses
terjadinya perkaratan/korosi pada paku (Fe). Persamaan reaksi paku (Fe) dengan
larutan CH3COOH sebagai berikut:
Fe(s) + CH3COOH(aq) → Fe(CH3COO)3(aq) + 11/2 H2(g)
(Hasilreaksidanpereaksi)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1 . Kesimpulan
Perubahan kimia adalah perubahan yang terjadi dengan
melibatkan komposisi dan membentuk zat yang baru. Dari hasil yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa zat dalam bentuk larutan yang akan dicampurkan ataupun
dilarutkan dengan zat lain yang sudah ditentukan (reaktan) akan menghasilkan
produk yang melibatkan komposisi dan membentuk zat baru.
2. Saran
·
Perbandingan antara tiap
larutan yang ingin direaksikan harus lebih realistis karena sangat berpengaruh
pada hasil akhirnya.
·
Teori tanpa praktik akan
sia-sia begitupun sebaliknya praktik tanpa teori akan berbahaya. Jadi sebelum
melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus menguasai konsep teorinya agar
pengamatan yang diperoleh akan lebih mudah dipahami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar