Kamis, 16 November 2017

laporan pk 2 perubahan kimia

BAB I
PENDAHULUAN

1.         Judul :
Perubahan Kimia

2.         Rumusan Masalah :
  1. Bagaimana gejala terjadinya reaksi kimia?
  2. Bagaimana cara menuliskan persamaan reaksi kimia?

3.         Tujuan :
  1. Mahasiswa dapat Mengamati gejala terjadinya reaksi kimia
  2. Mahasiswa dapat Menuliskan persamaan reaksi kimia

4.          Manfaat :
  1. Agar memahami gejala terjadinya reaksi kimia
  2. Agar memahami cara menuliskan persamaan reaksi kimia


BAB II
KAJIAN TEORI


      Perubahan kimia yang disertai pengeluaran energi disebut reaksi eksoterm. Energi yang dikeluarkan dapat berupa energi panas, listrik, cahaya, dll. Sedangkan perubahan kimia yang disertai penyerapan energi disebut reaksi endoterm. Pada perubahan kimia dihasilkan satu atau lebih materi yang berbeda dari sebelumnya (Prabawa, 1997:5-6).

      Perubahan kimia disebut reaksi. Reaksi kimia terjadi ketika zat-zat pereaksi dicampurkan dalam satu wadah. Namun tidak setiap campuran disertai dengan reaksi kimia. Kadang-kadang tidak mudah untuk mengetahui apakah suatu reaksi kimia terjadi atau tidak. Meskipun demikian, pada umumnya reaksi kimia disertai dengan suatu perubahan yang dapat diamati. Ciri-ciri terjadinya reaksi kimia yaitu terjadinya perubahan warna, suhu, pembentukkan endapan dan pembentukkan gas (Purba, 2006:79).

      Suatu reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul-molekul zat yang bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan kembali dari atom-atom tersebut dalam kombinasi molekul yang baru. Dengan kata lain, timbul zat kimia baru dan zat kimia yang lama akan hilang tetapi atom-atomnya tetap sama (Djojodihardjo, 1987:103).

      Reaksi kimia menggabungkan unsure-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa menghasilkan unsur-unsurnya dan transportasi mengubah senyawa yang ada menjadi senyawa baru. Oleh karena itu, atom tidak dapat dimusnahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah atom (mol atom) dan setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Kekuatan materi dalam perubahan kimia ini terlihat dari persamaan kimia yang seimbang untuk proses reaksi tersebut. Berdasarkan kesetaraan reaksi, ada reaksi stoikiometri dan pereaksi pembatas (Oxtoby, 1998:42).

      Reaksi kimia adalah proses yang mengonservasi sekelompok zat yang disebut reaktan menjadi kelompok zat baru yang dinamakan produk. Dengan kata lain, reaksi kimia adalah reaksi yang menghasilkan perubahan kimia. Memang dalam banyak kasus, tidak ada yang terjadi ketika sejumlah zat dicampur masing-masing mempertahankan komposisi dan zat aslinya. Kita memerlukan bukti sebelum kita dapat mengatakan bahwa suatu reaksi telah terjadi. Beberapa jenis bukti fisik yang diperlukan adalah sebagai berikut:
-        Perubahan warna
-        Evolusi gas
-        Penyerapan kalor
-        Pembentukkan padatan pada larutan jenuh

Meskipun pengamatan ini biasanya menandakan bahwa reaksi telah terjadi, bukti kuat masih memerlukan analisis kimia terperinci dari campuran reaksi untuk mengidentifikasi semua zat yang ada (Petrucci, 2007:108).

Dalam reaksi oksidasi reduksi atau redoks, electron berpindah diantara spesies-spesies yang bereaksi sewaktu mereka berkombinasi membentuk produk. Pertukaran ini sebagai perubahan bilangan oksidasi reaktan. Semula, istilah oksidasi hanya merujuk kepada reaksi dengan oksigen. Sekarang istilah ini digunakan untuk menjelaskan setiap proses yang bilangan oksidasi spesiesnya meningkat meskipun oksigen tidak terlibat (Oxtoby, 2001:163)

Pada reaksi redoks, hilangnya electron dari suatu zat disebut oksidasi, sedangkan penambahan electron suatu zat lain disebut reduksi. Karena transfer electron memerlukan penyumbang dan penerima electron, maka oksidasi dan reduksi selalu terjadi secara bersama-sama (Campbell, 2008:176).

Elektrokimia adalah reaksi redoks dimana dalam reaksi ini energi yang dilepaskan oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik atau dimana energi listrik digunakan agar reaksi yang spontan bisa terjadi (Chang, 2002:194)

Menurut Sunarya (2010:47-50), pada umumnya reaksi-reaksi kimia digolongkan menurut jenisnya sebagai berikut:
a.      Reaksi Penggabungan
Reaksi penggabungan yaitu reaksi dimana 2 buah zat digabung membentuk zat  ketiga. Kasus paling sederhana adalah jika 2 unsur bereaksi membentuk senyawa.

b.     Reaksi Penguraian
Reaksi penguraian yaitu suatu reaksi senyawa tunggal membentuk 2 atau lebih zat baru. Biasanya reaksi ini berlangsung dalam suhu tinggi. Beberapa senyawa yang dapat terurai dengan menaikkan suhu misalkan KClO3.

c.      Reaksi Pendesakkan atau Pergantian
Reaksi pendesakkan atau pergantian yaitu suatu reaksi dimana suatu unsur bereaksi dengan suatu senyawa menggantikan unsur yang terdapat dalam senyawa itu.

d.     Reaksi Metalesis (Pembentukkan Ganda)
Reaksi metalesis yaitu reaksi yang melibatkan pertukaran bagian dari pereaksi. Jika pereaksi adalah senyawa ionik dalam bentuk cairan, maka bagian yang bertukaran adalah kation dan anion dari senyawa tersebut. Misalnya, Kalium Iodida yang tidak berwarna. Ion-ion didalam larutan akan bereaksi membentuk endapan berwarna kuning dari senyawa Timbal(II) Iodida.

e.      Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran yaitu reaksi suatu zat dengan oksigen, biasanya bereaksi cepat disertai pelepasan kalor membentuk nyala api.

Suatu reaksi dalam larutan tidak selalu dilihat dengan terbentuk endapan. Dalam beberapa reaksi terbentuk gas, kadang-kadang yang terjadi hanya perubahan warna dan bahkan ada yang kelihatannya tidak terjadi perubahan sama sekali. Hal ini dikarenakan semua reaktan dan hasil reaksi dalam air tidak berwarna (Brady, 1994:118).

Dalam mencari bilangan oksidasi semua unsur dalam suatu reaksi, serta dapat mengetahui reaksi tersebut redoks serta menentukkan unsur yang teroksidasi dan tereduksi. Contoh:
a.      2Na + Cl→ 2NaCl
Biloks Na = 0 ke +1 (Oksidasi)
Biloks Cl = 0 ke -1 (Reduksi)

b.     NaS + CaCl2 → CaS + 2HCl
Bilangan oksidasi semua unsur tetap

Jadi, a dan b adalah reaksi redoks dan reaksi metethesis (Syukri, 1999:112).


BAB III
METODE PERCOBAAN

1. Tempat dan Waktu
a.      Tempat            :           Laboratorium Kimia B, Fakultas Matematika dan IPA, UNG.
b.     Waktu             :           Senin, 23 Oktober 2017. Pukul 10.00-12.00 WITA.

2. Alat dan Bahan
a.      Alat
NO
Nama Alat
Kategori
Gambar alat
Fungsi Alat



1



Gelas Kimia



I

Untuk mengukur volume larutan ataupun bahan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.



2



Gelas Ukur



I


Sebagai alat ukur volume cairan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.



3



Tabung Reaksi



I

Sebagai tempat untuk menampung, mencampur atau memanaskan sejumlah kecil bahan kimia padat atau cair.



4



Rak Tabung Reaksi



I



Sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.



5



Pipet Tetes



I



Untuk mengambil cairan dalam skala kecil.



6



Spatula



I

Untuk mengaduk dalam pembuatan larutan kecuali larutan asam dan digunakan untuk mengambil bahan kimia.



b.     Bahan
NO
Nama Bahan
Kategori
Sifat Fisik
Sifat Kimia



1



Serbuk Mg
(Magnesium)



Khusus
-        Padat
-        Ringan
-        Berwarna putih kepekatan
-        Bersifat asam
-        Titik Didih 1091̊ C
-        Titik Leleh 650̊ C
-        Mudah terbakar
-        Dapat merusak dan mengikis jaringan biologis bila tersentuh

2

Larutan HCl
(Asam Klorida)

Khusus
-        Cair
-        Tidak berwarna
-        Energi Ionisasi 1250 kJ/mol
-        Dapat larut dalam air
-        Racun bagi pernapasan

3

Larutan H2SO4
(Asam Sulfat)

Khusus
-        Cair
-        Tidak berwarna
-        Asam Kuat
-        Titik Didih 270 ̊ C
-        Larut dalam alkohol
-        Mudah larut dalam air dingin




4



Larutan CH3COOH
(Asam Asetat/Cuka)




Umum
-        Cair
-        Tidak berwarna
-        Bersifat asam
-        Berat molekul 60,053 gr/mol
-        Titik didih 1 atm 117,9 ̊ C
-        Titik leleh 1 atm 16,6 ̊ C
-        Mudah terbakar
-        Dapat menyebabkan luka bakar yang parah
-        Dapat menyebabkan iritasi pada mata
5
Larutan KMnO4

Khusus
-        Cair
-        Berwarna ungu kepekatan
-        Berbau
-        Berat molekul 158,039 g/mol
-        Mudah larut dalam air dingi dan panas
-        Tidak mudah terbakar
-        Berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit dan mata


6


Larutan H2C2O4


Khusus
-        Cair
-        Berwarna putih bening
-        Titik nyala 166 ̊ C
-        Beracun
-        Dapat menyebabkan iritasi


7


Paku


Umum
-        Padat
-        Berwarna abu-abu keperakan
-        Ujung yang runcing
-        Mudah berkarat
-        Tidak mudah terbakar


8


Kapas


Umum
-        Padat
-        Berwarna putih
-        Lembut
-        Memiliki serat
-        Dapat menyatu dengan zat warna











3.      Prosedur Kerja
Perconaan 1
                             

















                       



                                          
Percobaan II
           
                        Percobaan III

                                     

      

PercobaanIV                              


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1.     Hasil Pengamatan

No.
Perlakuan
Pengamatan
1
Mengambil serbuk Mg secukupnya dan memasukan kedalam HCl yang telah berada didalam tabung reaksi dan mengamati hasil percobaan
- Adanya gelembung yang banyak
- Serbuk Mg larut
2
Mengambil serbuk Mg secukupnya dan memasukan kedalam H2SO4 yang telah berada dalam tabung reaksi dan mengamati hasil reaksi.
- Adanya gelembung yang banyak
- Serbuk Mg sukar larut.
3
Mengambil paku kemudian balut dengan kapas dan meneteskan cuka secukupnya secara perlahan sampai basah dan mendiamkan ± 60 menit.
- Terjadi perkaratan pada paku     yang tidak berbalut kapas.
4
Mengambil larutan H2C2Osecukupnya dengan menggunakan pipet tetes dan dimasukan kedalam larutan KMnO4 yang telah berada didalam tabung reaksi dan amati 20 – 30 menit.
- Terjadi perubahan warna dari warna ungu menjadi bening pada menit ke 17.








2.      Pembahasan
a.      Serbuk Mg (Magnesium) dengan larutan HCl
Serbuk Mg yang dilarutkan dengan larutan HCl mengalami pengendapan didasar tabung reaksi dan terjadi pembentukkan gelembung-gelembung kecil. Persamaan reaksi Serbuk Mg (Magnesium) yang dilarutkan dalam larutan HCl sebagai berikut:
     
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + 2H2(g)
                                                                                                                                        
                                                                                                                       Gambar 1                                                               Gambar 2                         
                       (Pereaksi)                                                             (Hasil reaksi)                                   

b.     Serbuk Mg (Magnesium) dengan larutan H2SO4
Sama seperti HCl, Serbuk Mg yang dilarutkan dengan larutan H2SO4 mengalami pengendapan didasar tabung reaksi dan terjadi pembentukkan gelembung-gelembung kecil. Persamaan reaksi Serbuk Mg (Magnesium) yang dilarutkan dalam larutan H2SO4 sebagai berikut:

      Mg(s) + H2SO4(aq) → MgSO4(aq) + H2(g)


                                          
             Gambar 1                                                     Gambar 2
                        (Pereaksi)                                                   (Hasil reaksi)

c.      Larutan KMnO4 dengan larutan H2C2O4
Larutan KMnO4 yang dilarutkan dengan larutan H2C2O4 mengalami perubahan warna dari ungu kepekatan menjadi bening. Persamaan reaksi larutan KMnO4 yang dilarutkan dalam larutan H2C2O4 sebagai berikut:

5H2C2O4(aq) + 2KMnO4(aq)                   2KMnO4(aq) + 8CO2(g) + Mn2O3(g) + K2O(g) + 4H2O(l)

            
                       Gambar 1                                                             Gambar 2
                                     (Pereaksi)                                                             (Hasil reaksi)

d.     Paku (Fe) dengan larutan CH3COOH
Pada saat paku (Fe) yang dibalut dengan menggunakan kapas kemudian dibasahi oleh larutan CH3COOH mengalami proses perkaratan/korosi dikarenakan paku (Fe) mengalami oksidasi sedangkan oksigen di udara mengalami reduksi sehingga mempercepat proses terjadinya perkaratan/korosi pada paku (Fe). Persamaan reaksi paku (Fe) dengan larutan CH3COOH sebagai berikut:

Fe(s) + CH3COOH(aq) → Fe(CH3COO)3(aq) + 11/2 H2(g)

            (Hasilreaksidanpereaksi)


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
                 
1 .    Kesimpulan
Perubahan kimia adalah perubahan yang terjadi dengan melibatkan komposisi dan membentuk zat yang baru. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa zat dalam bentuk larutan yang akan dicampurkan ataupun dilarutkan dengan zat lain yang sudah ditentukan (reaktan) akan menghasilkan produk yang melibatkan komposisi dan membentuk zat baru.

2. Saran
·       Perbandingan antara tiap larutan yang ingin direaksikan harus lebih realistis karena sangat berpengaruh pada hasil akhirnya.
·       Teori tanpa praktik akan sia-sia begitupun sebaliknya praktik tanpa teori akan berbahaya. Jadi sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus menguasai konsep teorinya agar pengamatan yang diperoleh akan lebih mudah dipahami.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM

BAB I PENDAHULUAN A.     Judul REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM B.     Rumusan Masalah 2.1 Bagaimana memahami pengert...