PERCOBAAN
I
Pengenalan Dan Penerapan Peralatan Analisis
B. TUJUAN
1. Mahasiswa
dapat mengenali peralatan yang digunakan saat melakukan
analisis.
2. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan analisis sesuai
fungsinya.
C. DASAR
TEORI
Suatu laboratorium harus merupakan
tempat yang aman bagi para pekerjaatau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan
kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratoriumyang aman, bebas dari rasa khawatir
akan kecelakaan dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif dan efisien. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan
kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat
digunakan. Beberapa kegunaan dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan
alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer, hygrometer, dan spektrofotometer. Alat-alat pengukur yang
disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph”, seperti
thermograph, barograph. Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap
alat menggambarkan menegnai kegunaan alat atau menggambarkan prinsip kerja pada
alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum
dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu
kegiatan reparasi. Sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan(1).
Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu
bahan kimia dan peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan
tentang dasar analisa yang sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian
kerjanya sendiri. Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat
pribadi seseorang akan dapat pula diperoleh karena bertambahnya pengamatan
kerja seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran
kerjanya. Penangan bahan kimia dan peralatan pokok yang banyak dipergunakan
merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan berhasilnya pekerjaan
analisa kimia. (2)
Dalam percobaan yang telah dilakukan,
terdapat berbagai macam alat, yang diuraikan menurut pengkategorian dan
penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan kemampuan yang
dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan
kimia. Alat-alat pemanasan terdiri atas pembakar
gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, kaki tiga, kasa, gelas
beker, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat penimbangan
terdiri atas labu ukur, labu erlenmeyer,
pipet gondok, gelas beker. Terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan corong.
Saat praktikum, baik sebelum atau sesudahnya, semua alat yang digunakan harus
dicuci. Ini bertujuan agar alat tetap steril sehingga menunjukkan hasil kerja
yang maksimal. Cara mencucinya adalah dicuci dengan sabun, kemudian diguyur
dengan air kran hingga bersih, dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan
lap dan tisu. (3)
Teknik Dasar di Laboratorium menyatakan tedapat
beberapa tekhnik dasar atau cara-cara dasar di dalam laboratorium, seperti :
1.
Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping
(meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan
menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
1) Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada
praktikan baik diri sendiri maupun orang lain
2) Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
3) Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk
dan sesekali dikocok
4) Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil
cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2.
Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan
cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang
diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah
garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis
lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat
cair dengan gelas ukur.
3.
Cara menggunakan buret
Sebelum
digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara
mengisinya : Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas
menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya
lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika
ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada
gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada
gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu
buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
4.
Cara menggunakan neraca analitis
a. Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
b. Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
c. Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
d. Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut.
(4)
Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan
perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam, bak meja. Bahkan
korosif yang tumpah harus segera dikeringkan dari peralatan, bangku,
ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan disterilkan dengan mengguyur
asam dan basa dengan banyak air. Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat
kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih, belum tentu bersih
dari sudut pandang seorang analis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran,
sering masih tercemari oleh lapisan tipis tak tampak yang berminyak. (5)
D. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
NO
|
NAMA ALAT
|
KATEGORI
|
GAMBAR
|
FUNGSI ALAT
|
1.
|
Labu Takar 250 ml
|
1
|
|
Untuk mengukur volume larutan
|
2.
|
Gelas Piala 250 ml
|
1
|
|
Sebagai wadah untuk melarutkan suatu zat
|
3.
|
Batang Pengaduk
|
1
|
|
Untuk mengaduk cairan didalam gelas kimia
|
4.
|
Pipet 25 ml
|
1
|
|
Untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil
|
5.
|
Pipet 20 ml
|
1
|
|
Untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil
|
6.
|
Sikat tabung
|
1
|
|
Sebagai alat untuk membersihkan tabung
|
7.
|
Corong
|
1
|
|
Untuk mempermudah mengisi larutan pada saat melakukan percobaan
|
8.
|
Etiket-etiket
|
1
|
|
Untuk memberikan identitas suatu bahan
|
9.
|
Kertas atau lap
|
1
|
|
Untuk membersihkan
|
10
|
Kaca Arloji
|
1
|
|
Sebagai wadah untuk menimbang
bahan-bahan kimia
|
2. Bahan
NO
|
NAMA
BAHAN
|
KATEGORI
|
SIFAT
FISIKA
|
SIFAT
KIMIA
|
||
1.
|
Aquadest
|
Umum
|
-Berbentuk cair
-Tidak berbau
-Tidak berasa
-Tidak berwarna
|
- Larutan dengan
Ph netral
- Pelarut universal
|
||
2.
|
Padatan MgCl2 0,5 M
|
Khusus
|
-Berbentuk padatan
-Massa jenis(sekitar suhu kamar) 1,738
g/cm3
-Massa jenis air pada titik lebur
1,584 g/cm3
- Titik lebur 923 K
-Titik didih 1363 K
|
- Larut
dalam air dan alkohol
- Mudah
terbakar
- Cukup
Mengandung racun
|
||
3.
|
FeSO4
0,5 M
|
Khusus
|
-Berbentuk serbuk
- Pada suhu kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna
keabu-abuan.
- Titik didih 3134K
- Titik Lebur 1811K
|
-Logam murni besi sangat reaktif.
-Memiliki bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega
-Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam.
- Larut dalam asam- asam
mineral encer.
|
||
4.
|
NH3
|
Khusus
|
-Tidak berwarna
-Titik didih -33,34C -Titik lebur -77,73C
-menyengat dengan bau tajam yang khas
Massa molar: 17,031 g / mol
Kepadatan: 0.73 kg / m³
|
-Amonia
termasuk senyawa yang sangat stabil.
-Amonia mudah
terbakar di udara.
-Amonia akan
teroksidasi ketika direaksikan dengan oksida logam pada suhu tinggi
|
E.
PROSEDUR KERJA
Alat
|
Mencuci dengan air kran dingin sampai bersih
Membilas dengan air suling
Mencuci alat dengan larutan detergen
Menghilangkan detergen dengan air kran dingin
Menghilangkan detergen dengan air kran dingin
Menghilangkan air kran dengan menggunakan air suling
Alat
siap digunakan
|
E.
PERHITUNGAN
DAN PEMBAHASAN
1. Perhitungan
Ø Padatan MgCl2 0,5 M
Dik : V =100 mL
Mr =95 g/mol
Dit : berapa
gram MgCl2 dalam
0,5 M?
Penye : Mr
=
0,5
M =
n
= 0,05
0,05 =
Gram =
0,05 × 95
= 4, 75 gr
Ø Padatan FeSO4 0,5 M
Dik : V =100 mL
Mr =152
Dit : berapa
gram FeSO4 dalam
0,5 M?
Penye : Mr
=
0,5
M =
n
= 0,05
0,05
=
Gram
= 0,05 × 152
=7,6 gr
Ø Larutan NH3
M1
=
×
=
×
=10,73
M1V1
= M2V2
V1=
= 0,00461 L
= 4,6 mL
2.
PEMBAHASAN
a)
Cara
Penentuan Garis Kalibrasi
Garis batas
adalah garis yang teratur pada leher labu takar yang menunjukan batas permukaancairan untuk mendapatkan volume
cairan tertentu. Untuk mendapatkan pengukuran cermat, dasar maniskus cairan
harus menyentuh batas garis ini bila dikaca pada ketinggian mata.Pipet dibuat
dengan perhitungan: Volume yang dimaksud tercapai lebih dasar maniskus cairan
tepat menyentuh garis batas.Labu takar dibuat denga perhitungan volume: volume
yang dimaksud tercapai bila dasar maniskus cairan tepat menyentuh garis batas.
b)
Penggunaan
pipet
Pada waktu menyedot
larutan dari gelas piala, ibu jari menekan tanda S pada pipet. Keluarkan pipet
dari gelas piala. Pegang pipet tegak lurus di atas gelas piala untuk
mengembalikan kelebihan larutan dalam pipet gelas piala. Dengan memutar
pipetnya, biarkan larutannya perlahan-lahan menetes keluar sampai maniskusnya,
dipandang pada ketinggian mata kita tepat menyentuh garis batas
kalibrasi.Pindahkan pipet ke dalam labu titrasi (erlenmeyer) dengan ujung
menyentuh labu titrasi yang dimiringkan. Tekan tanda E pada pipet dengan ibu
jari, biarkan cairan keluar. Bila cairan sudah mencapai ujung lancip, lalu
tunggu sampai 15 detik.
c) Penggunaan Labu Takar
Masukkan zat yang akan diencerkan ke
dalam labu takar. Gunakan batang pengaduk yang bersih, untuk menuangkan air
suling ke dalam labu, isi sampai tubuh labu penuh.Gunakan sekarang pipet tetes
atau botol semprot. Untuk menambahkan air suling setetes demi setetes
sampai maniskus larutan tepat menyentuh garis, bila dipandang pada ketinggian
mata.
Alat-alat Kimia
1) Labu takar
Gambar
1. Labu takar
Labu takar
ada yang berukuran 10 mL, 50 mL, 250 mL, 500 mL x 100 mL,
yangbiasanya digunakan membuat larutan sebanyak volume tertentu dengan
konsentrasi tertentu pula. Cara penggunaanya
yakni memasukan larutan yang akan diencerkan kedalam labu takar dengan prinsip
dasarnya berdasarkan skala miniskus, jika larutan berwarna cekungan dari
larutan berada dibawah garis miniskus
sedangkan larutan yang bening batas miniskus berada diatas garis
miniskus. kemudianMengisikan larutan
yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang
dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan
labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan
cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.
2) Gelas piala
Gambar 3. Gelas
piala
Gelas piala berupa
gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari
kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC.
Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L,Fungsinya Untuk mengukur
volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, Menampung zat
kimia, Memanaskan cairan, Media pemanasan cairan. cara menggunakannya tuangkan
larutan kedalam gelas piala dan perhatikan skala yang diidnginkan jika
pengukuran yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi.
3) Batang
pengaduk
Gambar 4. Batang pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan
di dalam gelas kimia.
4) Pipet
Gambar 5. Pipet
Pipet
merupkan alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.Ada beberapa jenis yakni :Pipet seukuran, digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
secara tepat, bagian tengahnya menggelembung. Pipet
berukuran,berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan
larutan dengan volume tertentu secara tepat.Pipet tetes, berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan
ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Cara penggunaanya yakni memijit
kepala pipet kemudian memasukan ujung pipet kedalam larutan, lepas ujung pipet
yang dipijit maka larutan akan tertarik masuk kedalam corong pipet dan
pindahkan larutan atau cairan.
5) Gelas ukur
Gambar 7. Gelas ukur
Gelas ukur ada yang berukuran 5 mL, 10 mL, 50 mL x 100
mL. Gelas ukur ini biasanya digunakan untuk mengukur volume larutan atau
cairan, cara menggunakanya yaitu Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan
dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam
membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai
dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang
disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
6) Corong biasa
Gambar 9. Corong biasa
Digunakan untuk
mempermudah mengisi larutan pada saat melakukan percobaan.
7) Neraca analisis
Digunakan untuk
menimbang padatan kimia dengan tingkat
ketelitian yang tinggi. Cara menggunakanya langakah awal nolkan terlebih dahulu
neraca
Gambar 10. Neraca
analisis
tersebut, Letakkan zat
yang akan ditimbang pada bagian timbangan. Baca nilai yang tertera pada layar
monitor neraca. Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut.
8) Kaca arloji
Terbuat dari
kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter. Fungsi,Sebagai penutup gelas kimia saat
memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, tempat untuk mengeringkan
padatan dalam desikator.
Gambar 12. Kaca arloji
9) Spatula
Berupa sendok
panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau
alumunium. Fungsinya untuk
mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan.
Gambar 14. Spatula
Lambang pada botol reagen kimia
1)
Exlosive
Exlosive (bersifat mudah meledak), dilambangkan E. Bahan
dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya Exlosive dapat meledak dengan
pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan.
Energy tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat
cepat resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law
Explosive Substances.
2)
Highly flammable
Highly flammable (sangat mudah terbakar), dilambangkan
dengan F. Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya highly flammable
adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik
biasa, atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21o C). Beberapa
bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di
bawah pengaruh kelebaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada
temperature kamar tanpa tambahan pasokan energy dan akhirnya terbakar, juga
diberi label sebagai highly flammable.
3) Extremely flammable
Extremely flammable
(amat sangat mudah terbakar), dilambangkan dengan F+. Bahan-bahan
dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya Extremely flammable merupakan
liquid yang memiliki titik nyala sangat renadah (di bawah 0o C) dan
titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35 o C). Bahan
amat sanagt terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran
bersifat mudah meledak di bawah kondisi noramal.
4) Oxidizing
Oxidizing (pengoksidasi),
dilambangkan dengan O, bahan- bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi
bahaya Oxidizing biasanya tidak medah terbakar, tetapi bila kontak dengan
bahanmudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan
resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan
anorganik seperti garam dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida
organik. Frase-R untuk bahan
pengoksidasi : R7, R8 dan R9. Contoh bahan tersebut
adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.Keamanan : Hindari panas serta bahan mudah terbakar
dan reduktor.
5).
Toxic
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya TOXIC dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui
mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit. Suatu
bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut: LD50 oral (tikus)
25 – 200 mg/kg berat badan,LD50 dermal (tikus atau
kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan, LC50 pulmonary (tikus)
untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L,LC50 pulmonary (tikus)
untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L. Frase-R untuk
bahan beracun : R23, R24 dan R25.
5)
Very toxic
Huruf
kode T+ ( very toxic), bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya
VERY TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan
bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan
kulit. Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria
berikut: LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat, LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤
50 mg/kg berat badan, LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L,
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L. Frase-R untuk bahan sangat
beracun : R26, R27 dan R28. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium
sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin.
6)Corrosive
Huruf kode C,
bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup. Jika
suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau
sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam
(pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.Frase-R untuk
bahan korosif : R34 dan R35.Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam
mineralseperti HCl dan H2SO4maupun basa seperti larutan
NaOH (>2%).
6) Xi
Huruf kode Xi,
bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.Frase-R untuk
bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya
isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer. Keamanan: Hindari kontaminasi pernafasan,
kontak dengan kulit dan mata.
7) Xn
Huruf kode Xn, bahan dan formulasi yang ditandai dengan
notasi bahaya HARMFUL memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk
ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau
kontak dengan kulit.Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi
kriteria berikut:LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg
berat badan,
LD50 dermal (tikus
atau kelinci), 400-2000 mg/kg berat badan, LC50 pulmonary (tikus)
untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L, LC50 pulmonary (tikus) untuk
gas/uap 2-20
mg/L. Frase-R untuk bahan berbahaya: R20, R21 dan R22.
8) N
(Dangerous for environment)
Huruf kode N,
yaitu bahan dan formulasi dengan notasi DANGEROUS FOR ENVIRONMENT adalah dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan
menyebabkan gangguan ekologi.Frase-R untuk bahan berbahaya bagi
lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.Contoh bahan yang memiliki sifat
tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum
hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.
F.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa
sebelum melakukan praktikum praktikan harus memilih alat yang baik dan
memastikan bahwa alat yang digunakan dalam keadaan bersih. Dalam menggunakan
alat laboratorium harus mengetahui cara-cara penggunaannya..
DAFTAR
PUSTAKA
Harjadi,
W., 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT. Gramedia, Jakarta, Hal 7 (5)
Khasani, 1990. Alat- Alat Kimia Prosedur. Liberty. Yogykarta
(1)
Lukum, A., 2014,Bahan Ajar Dasar-dasar Kimia
Analitik, Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo, Hal 12 (3)
Mulyono, 2005,Membuat
Reagen Kimia Di Laboratorium, Bandung, Bumi Aksara, Hal 6-7 (4)
Underwood
& day, 1999,Analisis Kimia
Kuantitatif, Bandung, Citra aditya bakti, Hal 10 (2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar